Realisasi Penukaran Uang Lebaran Capai Rp67,1 Triliun, Aplikasi PINTAR Sempat Error
Bank Indonesia (BI) mencatat realisasi penukaran uang Lebaran telah mencapai Rp67,1 triliun hingga 17 Maret 2025, meskipun sempat terjadi kendala pada aplikasi PINTAR.

Bank Indonesia (BI) melaporkan realisasi penukaran uang Rupiah untuk Lebaran telah mencapai angka fantastis, yaitu Rp67,1 triliun hingga tanggal 17 Maret 2025. Angka ini setara dengan 37 persen dari total uang layak edar (ULE) yang telah disiapkan, yakni sebesar Rp180,9 triliun. Penukaran uang ini dilakukan melalui program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) yang telah dimulai sejak 3 Maret 2025. Proses penukaran ini melibatkan ratusan ribu masyarakat Indonesia yang bersiap menyambut hari raya Idulfitri.
Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono, menjelaskan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Maret 2025 bahwa realisasi penukaran uang masih tergolong kecil. Namun, BI memprediksi akan terjadi peningkatan signifikan pada minggu keempat Maret 2025, seiring dengan penerimaan gaji dan tunjangan hari raya (THR) oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat dalam mempersiapkan kebutuhan uang tunai untuk Lebaran.
BI juga mengoptimalkan aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR) untuk mempermudah proses penukaran dan mengurangi kepadatan di lokasi penukaran fisik. Namun, aplikasi ini sempat mengalami kendala teknis berupa error yang dikeluhkan oleh masyarakat. Doni menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh tingginya trafik akses ke aplikasi tersebut. BI langsung melakukan upaya pemulihan dan penyesuaian jadwal pemesanan untuk mengantisipasi hal serupa di masa mendatang.
Aplikasi PINTAR dan Antisipasi Lonjakan Permintaan
Tingginya antusiasme masyarakat terlihat dari jumlah penukar uang yang mencapai 378.523 orang hingga saat ini. Untuk mengatasi masalah error pada aplikasi PINTAR, BI melakukan penyesuaian jadwal pemesanan pada minggu keempat Maret 2025. Pemesanan untuk wilayah Pulau Jawa dibuka pada tanggal 22 Maret 2025, sementara untuk wilayah luar Pulau Jawa dibuka pada tanggal 23 Maret 2025. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban server dan memastikan kelancaran akses aplikasi.
BI juga meningkatkan jumlah titik lokasi penukaran uang untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Komitmen BI dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terlihat dari upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala teknis dan memastikan kelancaran proses penukaran uang Lebaran. Dengan peningkatan jumlah titik layanan dan penyesuaian jadwal pemesanan, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah menukarkan uangnya.
Selain itu, BI juga berkomitmen untuk terus memantau keandalan sistem pembayaran selama periode libur Lebaran. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran transaksi keuangan selama masa liburan. BI memastikan bahwa layanan BI-FAST akan tetap beroperasi penuh selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu, mulai tanggal 28 Maret 2025 hingga 7 April 2025, tanpa libur Lebaran.
BI-FAST Tetap Operasional Selama Libur Lebaran
BI-FAST, sebagai infrastruktur sistem pembayaran yang dapat diakses melalui berbagai aplikasi, akan terus melayani masyarakat selama libur Lebaran. Layanan ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran ritel kapan saja dan di mana saja, selama saldo mencukupi. Hal ini menunjukkan komitmen BI dalam memastikan aksesibilitas layanan keuangan bagi masyarakat, khususnya selama periode libur Lebaran.
Data dari BI menunjukkan bahwa volume transaksi ritel melalui BI-FAST pada Februari 2025 mencapai 330,08 juta transaksi, meningkat 75,82 persen secara tahunan (year on year/yoy). Nilai transaksinya mencapai Rp858,27 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan BI-FAST sebagai pilihan utama masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran ritel.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh BI, diharapkan proses penukaran uang Lebaran dapat berjalan lancar dan masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan tenang dan nyaman. Komitmen BI dalam menyediakan layanan keuangan yang andal dan aksesibel selama periode libur Lebaran patut diapresiasi.