Remaja Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel di Tepi Barat
Tentara Israel menembak mati seorang remaja Palestina, Ahmad Rashid Rushdi Jazar (14), dan melukai dua lainnya dalam penggerebekan di Sebastia, Tepi Barat, pada Minggu malam, 19 Januari 2024, menambah daftar panjang korban kekerasan di tengah konflik Isr
Ketegangan di Tepi Barat kembali meningkat setelah insiden penembakan yang dilakukan tentara Israel. Minggu malam, 19 Januari 2024, seorang remaja Palestina, Ahmad Rashid Rushdi Jazar (14 tahun), tewas ditembak oleh tentara Israel di Kota Sebastia, barat laut Nablus. Dua warga Palestina lainnya turut menjadi korban dan mengalami luka-luka.
Kementerian Kesehatan Palestina yang pertama kali mengumumkan kematian Ahmad melalui pernyataan singkat, menyebutkan insiden tersebut terjadi saat penggerebekan yang dilakukan pasukan Israel. Penggerebekan ini berlangsung selama kurang lebih dua jam, sebelum tentara Israel akhirnya meninggalkan lokasi kejadian.
Menurut saksi mata yang diwawancarai Anadolu Agency, bentrokan terjadi selama penggerebekan. Tentara Israel menggunakan senjata api, peluru karet, dan gas air mata untuk menghadapi warga Palestina. Di wilayah lain, tepatnya di Kota Idhna, seorang remaja 17 tahun mengalami luka tembak di tangan, dan seorang anak 11 tahun juga terluka dalam bentrokan terpisah.
Insiden ini terjadi di tengah suasana yang tengah tegang. Ratusan keluarga tahanan Palestina berkumpul di dekat Penjara Ofer Israel, menantikan pembebasan 90 tahanan. Pembebasan ini merupakan bagian dari fase pertama perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas. Meskipun suasana perayaan tampak di lokasi pembebasan tahanan, insiden penembakan di Sebastia menjadi pengingat pahit atas konflik yang berkepanjangan.
Serangan mematikan ini menambah daftar panjang korban kekerasan yang dialami warga Palestina. Sejak awal Oktober 2023, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, telah terjadi peningkatan signifikan dalam kekerasan yang dilakukan oleh tentara Israel. Setidaknya 859 warga Palestina tewas dan lebih dari 6.700 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Kekerasan yang dilakukan oleh tentara Israel bukan hanya berupa penembakan. Warga Palestina juga seringkali menjadi korban serangan oleh pemukim ilegal Israel. Situasi ini menunjukkan betapa rapuhnya keamanan dan nyawa warga Palestina di tengah konflik yang berkepanjangan. Perlu diingat bahwa pada Juli 2024, Mahkamah Internasional telah menetapkan pendudukan Israel atas tanah Palestina sebagai tindakan ilegal dan memerintahkan evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Insiden penembakan di Sebastia ini sekali lagi menyoroti kompleksitas dan dampak konflik Israel-Palestina. Ketegangan yang terus meningkat membutuhkan solusi damai yang dapat melindungi warga sipil dan mengakhiri siklus kekerasan yang telah berlangsung lama. Peristiwa ini juga menjadi sorotan atas perlunya perundingan yang komprehensif untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.