RI Ajak ASEAN Hadapi Tarif Resiprokal AS dengan Negosiasi Bersama
Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk melakukan negosiasi bersama guna menghadapi tarif resiprokal yang diumumkan Amerika Serikat, demi menjaga hubungan baik dan integrasi ekonomi regional.

Jakarta, 11 April 2025 - Pemerintah Indonesia mengusulkan strategi bersama negara-negara ASEAN untuk menghadapi tarif resiprokal baru yang diterapkan Amerika Serikat (AS). Usulan ini disampaikan dalam Pertemuan Khusus Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN (AEM Special Meeting) pada 10 April 2025 di Jakarta. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, dengan dukungan delegasi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Luar Negeri.
Pengumuman tarif resiprokal AS pada 2 April 2025 menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, pertemuan khusus ini difokuskan pada pembahasan dampak tarif tersebut, serta merumuskan strategi dan respons kolektif ASEAN. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan penting untuk menghadapi tantangan ini.
Kesepakatan utama yang dicapai menekankan pentingnya dialog dengan AS untuk menjaga hubungan bilateral yang positif. ASEAN sepakat untuk tidak melakukan tindakan balasan (retaliasi) terhadap kebijakan AS. Fokus utama tetap pada penguatan integrasi ekonomi regional, memanfaatkan peluang global, dan mempertahankan lingkungan ekonomi yang adil, transparan, dan non-diskriminatif bagi pertumbuhan perdagangan dan pembangunan di kawasan.
Strategi ASEAN Menghadapi Tarif Resiprokal AS
Pertemuan AEM Special Meeting menghasilkan beberapa strategi kunci yang akan dijalankan ASEAN. Pertama, ASEAN akan memanfaatkan ASEAN-US Trade and Investment Framework (TIFA) dan Kemitraan Strategis ASEAN-AS sebagai platform untuk membahas kepentingan bersama. Kedua, ASEAN akan memperkuat komitmen dalam Perjanjian ASEAN dan meningkatkan perdagangan intra-ASEAN melalui ASEAN Trade-in-Goods Agreement (ATIGA) dan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
Ketiga, ASEAN akan menjajaki kemitraan dagang baru sembari mempertahankan hubungan perdagangan yang sudah ada. Keempat, ASEAN akan mengeksplorasi perluasan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu. Kelima, ASEAN akan melanjutkan keterlibatan AS dalam perdagangan dengan ASEAN. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari pembahasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan Perdana Menteri Malaysia, yang meminta Malaysia sebagai Ketua ASEAN untuk aktif berkomunikasi dengan AS.
Selain membahas strategi menghadapi tarif AS, AEM Special Meeting juga membahas pembentukan Satuan Tugas Geoekonomi (Geoeconomics Task Force) ASEAN. Rencananya, akan diadakan ASEAN Virtual Summit untuk menindaklanjuti hasil-hasil AEM Special Meeting ini. Hal ini menunjukkan komitmen ASEAN untuk menghadapi tantangan ekonomi global secara terkoordinasi dan efektif. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif tarif resiprokal AS terhadap perekonomian negara-negara ASEAN dan memperkuat posisi tawar ASEAN dalam negosiasi dengan AS.
Pentingnya Kerja Sama Regional
Pertemuan ini menyoroti pentingnya kerja sama regional dalam menghadapi kebijakan ekonomi global yang dinamis. Dengan bersatu, negara-negara ASEAN dapat menghadapi tantangan bersama dengan lebih efektif. Strategi yang telah disepakati menunjukkan komitmen ASEAN untuk menjaga stabilitas ekonomi regional dan memperkuat posisi tawar ASEAN dalam perundingan internasional. Langkah-langkah konkret yang akan diambil ASEAN diharapkan dapat memberikan hasil yang positif bagi perekonomian negara-negara anggota.
Peran Indonesia dalam memimpin inisiatif negosiasi bersama ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama regional dan melindungi kepentingan ekonomi negara-negara ASEAN. Dengan pendekatan yang diplomatis dan kolaboratif, diharapkan ASEAN dapat mencapai solusi yang menguntungkan semua pihak dan menjaga hubungan yang baik dengan Amerika Serikat.
Ke depan, implementasi strategi-strategi yang telah disepakati akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan tarif resiprokal AS. Monitoring dan evaluasi berkala terhadap dampak kebijakan dan strategi yang diterapkan sangat penting untuk memastikan efektivitas langkah-langkah yang diambil.