Indonesia Dukung Prioritas Ekonomi ASEAN di Bawah Kepemimpinan Malaysia
Indonesia secara penuh mendukung prioritas ekonomi yang diusung Malaysia sebagai ketua ASEAN tahun ini, termasuk penyelesaian berbagai perjanjian perdagangan dan kerja sama untuk meningkatkan perdagangan dan ketahanan rantai pasokan regional.

Deputi Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti, menyatakan dukungan penuh Indonesia terhadap prioritas ekonomi yang diusung Malaysia sebagai ketua ASEAN tahun ini. Hal ini disampaikan dalam pertemuan ke-31 ASEAN Economic Ministers' Retreat di Johor, Malaysia, pada Jumat lalu. Pertemuan ini menandai komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi regional dan menghadapi tantangan global bersama.
Menurut Esti, penyelesaian berbagai negosiasi dan kerja sama merupakan langkah strategis untuk meningkatkan perdagangan serta memperkuat ketahanan rantai pasokan di kawasan. Berbagai inisiatif ekonomi utama telah diidentifikasi, dan Indonesia siap berkontribusi aktif dalam mencapai tujuan tersebut. Kerja sama ini dinilai krusial dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh para menteri ekonomi ASEAN lainnya, yang membahas berbagai isu penting. Salah satu fokus utama adalah peningkatan perdagangan dan investasi, integrasi ekonomi, pembangunan regional yang inklusif dan berkelanjutan, serta transformasi digital. Keterlibatan Indonesia dalam hal ini menunjukkan komitmen nyata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN.
Prioritas Ekonomi Malaysia dan Dukungan Indonesia
Malaysia telah menetapkan sembilan inisiatif sebagai prioritas ekonomi selama kepemimpinannya. Inisiatif tersebut termasuk penyelesaian Protokol 2 amandemen terhadap ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan penandatanganan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Indonesia mendukung penuh upaya ini, mengingat pentingnya peningkatan perdagangan dan kerja sama ekonomi dengan negara-negara mitra.
Prioritas lainnya meliputi penyelesaian substansial peninjauan ASEAN-India Trade in Goods Agreement (AITIGA), deklarasi kerja sama ekonomi ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC), dan penyelesaian substansial negosiasi tentang ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam negosiasi-negosiasi ini, guna mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Selain itu, para menteri ASEAN juga berdiskusi dengan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) mengenai beberapa inisiatif prioritas, termasuk peningkatan perdagangan dan investasi, integrasi dan pertumbuhan ekonomi, pembangunan regional yang inklusif dan berkelanjutan, serta transformasi digital. Partisipasi aktif Indonesia dalam diskusi ini menunjukkan komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kerja Sama Bilateral dan Tantangan Perdagangan Global
Di sela-sela AEM Retreat, Deputi Menteri Esti juga mengadakan pertemuan bilateral dengan beberapa negara anggota ASEAN dan mitra, termasuk Malaysia dan Singapura. Pertemuan-pertemuan ini membahas berbagai isu bilateral dan berupaya untuk mengeksplorasi peluang kerja sama baru serta strategi untuk mendorong penyelesaian beberapa negosiasi di tingkat ASEAN. Indonesia aktif mencari peluang kerja sama baru untuk memperkuat perekonomian nasional.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, beberapa menteri ASEAN menyatakan kesiapan untuk mendukung proposal Indonesia dalam menanggapi tantangan perdagangan global. Dengan memanfaatkan perjanjian yang ada dalam forum ASEAN+1 dan RCEP, ASEAN perlu meningkatkan sentralitasnya untuk memperkuat integrasi ekonomi regional. Malaysia, sebagai ketua ASEAN, memiliki peran kunci dalam memimpin upaya kolektif ini.
Indonesia, sebagai negara koordinator untuk negosiasi ASEAN-Canada FTA (ACAFTA), melaporkan kemajuan pembicaraan, yang juga ditargetkan untuk selesai secara substansial tahun ini. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperluas kerja sama ekonomi dengan negara-negara di luar ASEAN. Indonesia juga menekankan pentingnya kerja sama regional untuk menghadapi tantangan global.
AEM Retreat dimulai dengan pertemuan Persiapan SEOM pada 26 Februari 2025, untuk menyelesaikan dokumen-dokumen yang akan diratifikasi oleh para menteri. Persiapan yang matang ini menunjukkan keseriusan ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Sebagai kesimpulan, dukungan penuh Indonesia terhadap prioritas ekonomi Malaysia sebagai ketua ASEAN menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi regional dan menghadapi tantangan global bersama. Berbagai inisiatif yang dibahas, termasuk penyelesaian perjanjian perdagangan dan kerja sama, serta peningkatan ketahanan rantai pasokan, akan menjadi kunci dalam meningkatkan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN.