Ruslan Tawari dari Unpatti Pimpin Forwarek se-Indonesia
Wakil Rektor Unpatti, Ruslan Tawari, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Forum Wakil Rektor (Forwarek) se-Indonesia periode 2025-2027, berkomitmen meningkatkan kerja sama antar-perguruan tinggi demi Indonesia Emas 2045.

Ambon, 25 Februari 2025 (ANTARA) - Ruslan Tawari, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Forum Wakil Rektor (Forwarek) se-Indonesia. Ia akan memimpin Forwarek untuk periode 2025-2027. Pemilihan ini berlangsung di Ambon dan menandai tonggak baru dalam kolaborasi antar perguruan tinggi di Indonesia.
Dengan terpilihnya Ruslan Tawari, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam kerja sama antar perguruan tinggi negeri (PTN) dan Institut Seni Indonesia (ISI) di seluruh Indonesia, baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas tinggi.
Ruslan Tawari menggantikan Muhammad Miftahussurur dari Universitas Airlangga Surabaya. Ia menyatakan komitmennya untuk mengoptimalkan potensi Forwarek dalam mewujudkan Asta Cita dan program kampus penggerak pemerintah, serta memaksimalkan keunggulan masing-masing perguruan tinggi untuk menjalin kerja sama yang lebih luas.
Mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui Kerja Sama Perguruan Tinggi
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek), Fauzan, dalam sambutannya pada Musyawarah Nasional Forum Wakil Rektor di Ambon, menekankan pentingnya kerja sama antar perguruan tinggi untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Beliau menyatakan bahwa lebih dari 4.400 perguruan tinggi di Indonesia memiliki peran strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul.
Fauzan juga menambahkan bahwa peran perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada kepentingan masing-masing institusi, tetapi juga harus berkontribusi pada peningkatan SDM untuk kepentingan bangsa dan negara. Hal ini sangat krusial mengingat Indonesia akan memasuki bonus demografi pada tahun 2030, di mana 70 persen penduduknya berada pada usia produktif.
Bonus demografi ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk melahirkan inovasi dan gagasan baru di berbagai sektor. Sebagai contoh, Fauzan menyinggung permasalahan impor beras yang masih tinggi. Perguruan tinggi didorong untuk melakukan riset dan inovasi guna meningkatkan produksi beras dalam negeri.
Penguatan Peran Perguruan Tinggi dalam Riset dan Inovasi
Menurut Wakil Menteri, perguruan tinggi harus mampu menjadikan hasil riset sebagai modal untuk menjalin kerja sama internasional. Ini merupakan tantangan yang tidak mudah, namun perguruan tinggi diharapkan menjadi pilar utama dalam mencetak SDM yang siap menghadapi masa depan Indonesia di tahun 2045. "Kita harus dapat menjadikan komoditas riset yang dimiliki perguruan tinggi sebagai modal untuk kerja sama dengan negara lain. Tentu ini jadi pekerjaan rumah yang tidak mudah oleh sebab itu perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penyokong kuat yang dapat mencetak SDM yang layak hidup di tahun 2045," kata Wakil Menteri Fauzan.
Dengan terpilihnya Ruslan Tawari, diharapkan Forwarek dapat lebih efektif dalam memfasilitasi kerja sama antar perguruan tinggi, mendorong riset dan inovasi, serta berkontribusi dalam menyiapkan SDM unggul untuk menghadapi tantangan masa depan. Komitmen ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yang menuntut peningkatan kualitas SDM secara signifikan.
Kepemimpinan Ruslan Tawari diharapkan mampu membawa Forwarek pada babak baru yang lebih produktif dan efektif dalam mendukung kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Ia memiliki tugas berat untuk mengoptimalkan potensi seluruh perguruan tinggi di Indonesia demi mencapai tujuan mulia tersebut.
Melalui kolaborasi yang kuat antar perguruan tinggi, Indonesia diharapkan mampu menghadapi tantangan global dan mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Peran perguruan tinggi sebagai pusat riset dan inovasi menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.