Said Agil: Haul ke-30 KH Achmad Sjaichu, Merawat Tradisi dan Inovasi
Mantan Menag Said Agil menjadi pembicara utama Haul ke-30 KH Achmad Sjaichu di Pesantren Al-Hamidiyah, menekankan pentingnya merawat tradisi pesantren dan inovasi dalam pembelajaran.
![Said Agil: Haul ke-30 KH Achmad Sjaichu, Merawat Tradisi dan Inovasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000045.682-said-agil-haul-ke-30-kh-achmad-sjaichu-merawat-tradisi-dan-inovasi-1.jpg)
Said Agil Husin Al Munawwar, mantan Menteri Agama RI, menjadi pembicara utama dalam Haul ke-30 KH Achmad Sjaichu di Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat, akhir pekan lalu (1/2). Acara yang mengangkat tema 'Merawat Tradisi Menguatkan Inovasi' ini dihadiri banyak tokoh penting, termasuk jajaran Kemenag dan keluarga besar Yayasan Islam Hadji Kalla (YIH).
Dalam pidatonya, Said Agil menekankan pentingnya haul sebagai tradisi pesantren untuk mengenang para ulama dan menjalin komunikasi lintas generasi. Beliau menjelaskan, "Peringatan haul sebagai bukti antara kita yang masih hidup dengan yang sudah meninggalkan. Kita masih tetap terjalin komunikasi. Komunikasi itu kita jalankan, tahlil, yasin, khataman Al Quran. Itu sebagai bukti," katanya. Beliau juga menggambarkan keindahan ruh seorang ulama yang kembali kepada Allah SWT.
Said Agil juga berbicara tentang peran penting guru dan orang tua dalam kehidupan santri. Menurutnya, "Di tangan orang tua, tangan guru kita ada keberkahan yang tidak bisa kita nilai dengan harga. Orang tua doakan kita, guru doakan kita, luar biasa itu mahal harganya berapa mau kita bayar," ujarnya. Beliau mendorong santri untuk terus belajar dan menghafal kitab-kitab pesantren sebagai dasar ilmu pengetahuan.
Selain itu, Said Agil mengaitkan tema haul dengan pentingnya menjaga tradisi pesantren (almuhafadhoh ala qodimi sholih) dan menguatkan inovasi (wal ahzu bil jadidi aslah). Menurutnya, pesantren harus mampu mempertahankan nilai-nilai agama dan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Beliau juga memuji sosok KH Achmad Sjaichu sebagai ilmuwan, dermawan, dan politisi yang berakhlak mulia. Said Agil mengajak semua hadirin untuk meneladani amal-amal mulia KH Achmad Sjaichu yang terus mengalir pahalanya.
Haul tersebut juga dimeriahkan berbagai kegiatan selama seminggu, seperti lomba adzan, pidato, sunatan massal, donor darah, festival hadroh, pembagian sembako, manaqiban, temu alumni, dan khataman Al Quran. Kehadiran Direktur Utama YIH, dr. H. Imam Susanto, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Dr. H. Basnang Said, dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayat An-Nuriyyah, KH. Syihabuddin Ahmad Ma'shoem, semakin menambah semarak acara tersebut.
Secara keseluruhan, Haul ke-30 KH Achmad Sjaichu menjadi momentum penting untuk mengenang jasa beliau dan sekaligus menekankan pentingnya menjaga tradisi dan mendorong inovasi dalam pendidikan pesantren di masa kini. Acara ini sukses menyatukan para tokoh agama, pemerintah, dan masyarakat dalam suasana penuh khidmat dan kebersamaan.
Said Agil, yang pernah mengajar di STIDA yang didirikan KH Sjaichu, menyatakan kebanggaannya dapat menjadi bagian dari acara tersebut. Ia berharap, semangat KH Achmad Sjaichu dalam mengabdikan diri kepada agama dan masyarakat dapat menginspirasi generasi muda.