SBY Ajak Dunia Bersatu Hadapi Krisis Iklim: Ancaman Nyata, Bukan Isapan Jempol
Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyerukan persatuan global untuk mengatasi krisis iklim yang mengancam masa depan umat manusia.

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam forum kuliah umum The Yudhoyono Institute (TYI) di Yogyakarta pada Senin, 13 Mei, menyerukan persatuan dan kerja sama global untuk mengatasi krisis iklim dan kerusakan lingkungan. SBY menekankan bahwa krisis ini adalah ancaman nyata, bukan isapan jempol atau tipuan. Ancaman tersebut bersifat global, sehingga dibutuhkan tindakan kolektif yang nyata dan berdampak signifikan.
SBY menyoroti kompleksitas situasi global saat ini. Alih-alih bersatu menghadapi ancaman bersama seperti perubahan iklim, banyak negara justru terjebak dalam konflik geopolitik, persaingan kekuatan besar, perang dagang, dan perang ekonomi. Keprihatinan mendalam beliau terhadap situasi dunia yang semakin rumit dan berbahaya ini disampaikan langsung, mengingat pengalamannya memimpin Indonesia selama 10 tahun dan terlibat dalam berbagai peristiwa global. Akibatnya, isu lingkungan dan perubahan iklim seringkali kurang mendapat perhatian publik dibandingkan isu lainnya.
SBY mengingatkan akan dampak buruk yang akan ditimbulkan jika krisis iklim diabaikan. Beliau khawatir upaya mengatasi krisis iklim akan terhambat jika negara-negara di dunia gagal membangun persatuan dan kerja sama. SBY menegaskan pentingnya menciptakan dunia yang lebih damai, adil, sejahtera, dan penuh harapan bagi semua orang, tanpa memandang identitas atau batas negara. Untuk itu, beliau mengajak seluruh pemangku kepentingan global, termasuk universitas, untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor guna menemukan solusi konkret berbasis sains dan teknologi.
Persatuan Global: Kunci Mengatasi Krisis Iklim
Dalam kuliah umum bertema 'Pertumbuhan Berkelanjutan dengan Keadilan' tersebut, SBY menekankan pentingnya peningkatan kerja sama, kepedulian, dan solusi, termasuk kebijakan dan kolaborasi yang tepat. Beliau menyampaikan keprihatinannya bahwa "Kita semua tahu bahwa krisis iklim dan krisis lingkungan itu nyata, bukan fiksi, bukan hoax." Pernyataan ini menegaskan urgensi tindakan nyata dan kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan global ini. SBY juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa "Situasi dunia semakin rumit dan mengkhawatirkan." Hal ini menunjukkan betapa pentingnya persatuan global untuk mengatasi krisis iklim yang semakin mendesak.
SBY juga menekankan perlunya tindakan nyata dan berdampak. Beliau menambahkan, "Oleh karena itu, aksi bersama kita juga harus nyata dan berdampak nyata." Hal ini menunjukkan pentingnya bukan hanya komitmen, tetapi juga implementasi konkret dari solusi yang telah disepakati secara global. Beliau juga berharap agar dunia dapat bersatu untuk menciptakan "dunia yang lebih damai, dunia yang lebih adil, dunia yang lebih makmur, dunia yang memberikan harapan bagi setiap orang tanpa memandang ikatan identitas, tanpa memandang batas-batas internasional."
Partisipasi aktif dari berbagai sektor, termasuk universitas, sangat penting dalam upaya ini. SBY menyatakan dukungannya terhadap berbagai inisiatif yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan dengan prinsip keadilan. Beliau meyakini bahwa upaya bersama ini dapat menyelamatkan masa depan bangsa dan dunia, serta masa depan anak cucu.
Kerja Sama Lintas Sektor: Solusi Berbasis Sains dan Teknologi
SBY mendorong kerja sama lintas sektor untuk menemukan solusi konkret berbasis sains dan teknologi. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang terintegrasi dan berbasis bukti dalam mengatasi krisis iklim. Pendekatan ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil.
Dukungan terhadap inisiatif pertumbuhan berkelanjutan dengan prinsip keadilan juga menjadi poin penting. Hal ini menunjukkan komitmen terhadap pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, yang memperhatikan kesejahteraan semua lapisan masyarakat. SBY menekankan pentingnya "meningkatkan kebersamaan, kerja sama, kepedulian, dan solusi kita, termasuk kebijakan yang tepat dan kolaborasi yang tepat."
Forum kuliah umum TYI yang dihadiri oleh akademisi dalam dan luar negeri ini menjadi wadah penting untuk membahas isu-isu krusial seperti krisis iklim. Diskusi dan kolaborasi yang terjalin diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret dan efektif untuk mengatasi tantangan global ini.
SBY, dengan pengalamannya sebagai pemimpin global, memberikan perspektif yang berharga tentang pentingnya persatuan dan kerja sama internasional dalam menghadapi krisis iklim. Pesan beliau untuk membangun dunia yang lebih baik dan berkelanjutan untuk generasi mendatang sangatlah relevan dan mendesak.