SBY Optimis Indonesia Bisa Atasi Tantangan Ekonomi, Ungkap Resep Sukses Era Pemerintahannya
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara bedah buku di Tokyo, berbagi resep sukses pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinannya dan optimis pemerintah saat ini bisa mengatasi tantangan ekonomi.

Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), baru-baru ini menyampaikan pandangannya yang optimistis tentang masa depan perekonomian Indonesia. Berbicara di Tokyo, Jepang, dalam acara bedah buku 'Standing Firm for Indonesia's Democracy', SBY menekankan potensi besar Indonesia dan kemampuan pemerintah untuk mengatasi tantangan ekonomi yang ada. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa Indonesia dan akademisi Jepang ini membahas pengalaman dan pemikiran SBY selama memimpin Indonesia, khususnya dalam masa transisi demokrasi.
Dalam pemaparannya, SBY memaparkan capaian ekonomi di masa kepemimpinannya (2004-2014), yang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4 persen menjadi 5,1 persen dan dipertahankan selama 10 tahun. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan ini diraih di tengah tantangan besar berupa rendahnya investasi akibat keamanan yang belum stabil, ketidakstabilan sosial, iklim investasi yang buruk, ketidakpastian hukum, dan minimnya infrastruktur. Kondisi tersebut menyebabkan capital outflow dan rupiah yang terguncang.
SBY kemudian mengungkap resep sukses pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinannya. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada empat komponen utama: peningkatan konsumsi rumah tangga, peningkatan belanja pemerintah yang efektif, menjaga aliran ekspor, dan peningkatan investasi. Ia juga menambahkan pentingnya keberhasilan hilirisasi dan industrialisasi.
Strategi Pertumbuhan Ekonomi di Era SBY
Salah satu tantangan utama yang dihadapi SBY pada awal kepemimpinannya adalah rendahnya tingkat investasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kurangnya keamanan, ketidakstabilan sosial, iklim investasi yang buruk, ketidakpastian hukum, dan infrastruktur yang minim. Akibatnya, terjadi capital outflow dan nilai tukar rupiah pun terguncang.
Untuk mengatasi masalah ini, SBY menerapkan strategi yang terfokus pada empat pilar utama. Pertama, peningkatan konsumsi rumah tangga. Kedua, peningkatan belanja pemerintah yang efektif dan efisien. Ketiga, menjaga stabilitas dan peningkatan aliran ekspor. Keempat, peningkatan investasi, termasuk melalui hilirisasi dan industrialisasi.
Strategi ini terbukti efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang awalnya hanya 4 persen pada tahun 2004, berhasil ditingkatkan menjadi 5,1 persen dan dipertahankan selama 10 tahun. Selain itu, keberhasilan ini juga ditandai dengan penurunan angka pengangguran dan kemiskinan.
Optimisme Terhadap Pemerintah Saat Ini
SBY juga menyampaikan optimismenya terhadap kemampuan pemerintah saat ini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, untuk mengatasi tantangan ekonomi. "Saya yakin pemerintah ini bisa, Presiden Prabowo bisa. Masih ada sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya politik maupun ekonomi, untuk mengatasi situasi dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi kita," kata SBY.
Optimisme SBY ini diperkuat oleh data yang disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Ahmadi. Dubes Heri menyoroti pencapaian ekonomi di era SBY, yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 persen, penurunan angka pengangguran dari 10 persen menjadi 5,7 persen, dan penurunan angka kemiskinan dari 16,7 persen menjadi 11 persen. "Itu berarti kira-kira 8,6 juta orang pada periode Bapak SBY berhasil dikeluarkan dari kemiskinan," ujar Dubes Heri.
Kesimpulannya, pidato SBY di Tokyo tidak hanya memberikan gambaran tentang keberhasilan ekonomi di masa kepemimpinannya, tetapi juga menunjukkan optimisme dan kepercayaan terhadap kemampuan Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. Pengalaman dan strategi yang dibagikan SBY dapat menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah saat ini dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat dan efektif.