SDM: Kendala Utama Pengembangan Desa Wisata di Indonesia
Legislator soroti kendala utama pengembangan desa wisata di Indonesia yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) yang perlu peningkatan kualitas dan persepsi.

Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena, mengungkapkan bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala utama dalam pengembangan desa wisata di Indonesia. Hal ini disampaikan setelah melakukan audiensi dengan Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (14/3).
Menurut Samuel, permasalahan utamanya terletak pada kesamaan persepsi antara masyarakat desa dengan target kunjungan, yaitu wisatawan. "(Kendala, red.) Dalam sumber daya manusia yang utama. Ya, jadi pemahaman dari pelaku-pelaku wisata di berbagai desa ini yang harus disamakan persepsinya," ujarnya. Ia menekankan pentingnya keselarasan persepsi antara masyarakat desa dengan wisatawan untuk keberhasilan pengembangan desa wisata.
Lebih lanjut, Samuel menjelaskan bahwa potensi pengembangan desa wisata sebenarnya besar di setiap desa. Namun, peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaan menjadi kunci utama. "Jadi, yang paling utama memang pemahaman dari masyarakat desa sendiri mengenai apa yang mereka miliki, dan apa yang mereka miliki ini sebetulnya masih sangat bisa ditingkatkan," katanya. Ia menambahkan bahwa pengembangan SDM harus dimulai dari pemahaman persepsi yang tepat.
Pentingnya Peningkatan SDM dan Persepsi Masyarakat Desa
Samuel Wattimena menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM dalam pengembangan desa wisata. Ia menjelaskan bahwa pengembangan desa wisata memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang besar, meliputi UMKM, kuliner, dan ekonomi kreatif. Oleh karena itu, peningkatan SDM menjadi krusial untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Selain SDM, aspek kebersihan dan diversifikasi produk juga menjadi perhatian penting. Desa wisata perlu menawarkan berbagai produk dengan nilai jual yang tinggi dan menjaga kebersihan lingkungan untuk menarik wisatawan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Samuel yang menekankan pentingnya pemahaman masyarakat desa tentang potensi yang dimiliki dan bagaimana meningkatkannya.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, mengapresiasi kunjungan Samuel dan pembahasan mengenai pengembangan pariwisata di Kabupaten Semarang. Saat ini, Kabupaten Semarang memiliki 84 desa wisata, meningkat dari 75 desa pada tahun 2023. Ngesti berharap desa wisata yang ada dapat bangkit dan berkembang pesat setelah terdampak pandemi COVID-19.
Tantangan dan Harapan Pengembangan Desa Wisata
Pengembangan desa wisata di Indonesia menghadapi tantangan signifikan, terutama dalam hal SDM. Persepsi masyarakat desa tentang pariwisata dan kemampuan pengelolaan menjadi kunci keberhasilan. Peningkatan kualitas SDM perlu diprioritaskan melalui pelatihan dan pendidikan yang tepat sasaran.
Selain itu, diversifikasi produk dan menjaga kebersihan lingkungan juga penting untuk menarik wisatawan dan meningkatkan daya saing desa wisata. Pemerintah daerah dan stakeholders terkait perlu bekerja sama untuk mendukung pengembangan desa wisata secara berkelanjutan.
Dengan peningkatan kualitas SDM dan pengelolaan yang baik, desa wisata di Indonesia berpotensi besar untuk berkontribusi pada perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Harapannya, semua desa wisata dapat bangkit dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.
Kesimpulan: Pengembangan desa wisata di Indonesia sangat bergantung pada peningkatan kualitas SDM dan kesamaan persepsi antara masyarakat desa dan wisatawan. Perhatian serius terhadap aspek ini menjadi kunci keberhasilan dalam memaksimalkan potensi desa wisata dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.