Sekolah Tahan Gempa di Garut: Bangunan Ramah Lingkungan Siap Digunakan
Dua Sekolah Dasar di Desa Barusari, Garut, yang rusak akibat gempa September 2024 telah dibangun kembali dengan desain tahan gempa dan ramah lingkungan berkat kolaborasi Pemkab Garut, Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa.
![Sekolah Tahan Gempa di Garut: Bangunan Ramah Lingkungan Siap Digunakan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230135.941-sekolah-tahan-gempa-di-garut-bangunan-ramah-lingkungan-siap-digunakan-1.jpg)
Garut, Jawa Barat - Setelah gempa bumi yang melanda Garut pada September 2024 lalu, dua Sekolah Dasar (SD) di Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, kini telah bangkit kembali. SDN 3 dan 4 Barusari telah rampung direnovasi menjadi bangunan sekolah yang ramah lingkungan dan tahan gempa, siap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Kerja Sama Membangun Kembali Sekolah
Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, secara resmi meresmikan dan menyerahkan bangunan sekolah tersebut pada Kamis lalu. Ia menekankan bahwa bangunan baru ini bukan sekadar bangunan biasa, melainkan struktur tahan gempa yang dibangun menggunakan material daur ulang sampah plastik. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi yang luar biasa antara Pemerintah Kabupaten Garut, Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa.
Pembangunan ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam memulihkan infrastruktur pendidikan pasca bencana. Bantuan dari yayasan dan perusahaan swasta tersebut sangat mengurangi beban anggaran pemerintah daerah, memungkinkan alokasi dana untuk pembangunan sekolah lain yang membutuhkan.
Sekolah Ramah Lingkungan dan Tahan Gempa
Bangunan sekolah yang sebelumnya rusak parah akibat gempa kini telah berubah menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman. Penggunaan material ramah lingkungan, khususnya bata plastik daur ulang sebanyak 9,4 ton, menjadi poin penting dalam proyek ini. Hal ini tidak hanya memastikan keamanan siswa dan guru dari gempa bumi, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
Kepala SD Negeri 4 Barusari, Jubaedah, mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas selesainya renovasi sekolah. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada para donatur yang telah membantu mewujudkan ruang kelas belajar yang baru, nyaman, aman, dan menyenangkan. Kini, guru dan siswa tidak perlu lagi merasa takut akan gempa bumi.
Inspirasi untuk Sekolah Lainnya
Pembangunan SDN 3 dan 4 Barusari yang tahan gempa dan ramah lingkungan ini diharapkan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Garut. Penjabat Bupati Barnas Adjidin berencana untuk mempromosikan model pembangunan ini sebagai standar baru dalam pembangunan sekolah di wilayahnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan berkelanjutan bagi generasi penerus.
Dana dan Kolaborasi
Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu, menjelaskan bahwa pembangunan dua sekolah ini merupakan hasil penggalangan dana yang berhasil mengumpulkan Rp1,7 miliar. Dana tersebut terkumpul berkat kolaborasi Yayasan Bakti Barito, Kitabisa, Happy Hearts Indonesia, para sukarelawan, dan donatur dari seluruh Indonesia. Ini membuktikan bahwa dengan kerja sama dan kepedulian bersama, perubahan nyata dapat terwujud.
Kesimpulan
Renovasi SDN 3 dan 4 Barusari menjadi bukti nyata bahwa bencana alam tidak akan menghentikan semangat belajar. Kolaborasi dan kepedulian berbagai pihak telah berhasil membangun kembali sekolah yang lebih aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Semoga model pembangunan ini dapat menginspirasi pembangunan sekolah-sekolah lain di Indonesia, khususnya di daerah rawan bencana.