Sekolah MTsN 3 Cisewu Ambruk, Kemenag Garut Bergerak Cepat Lakukan Perbaikan
Kantor Kemenag Garut menginventarisasi kerusakan MTsN 3 Cisewu yang ambruk akibat bencana alam dan segera mengupayakan perbaikan agar siswa dapat kembali belajar.

Garut, 5 Maret 2025 - Sebuah bencana alam berupa hujan dan angin kencang mengakibatkan ambruknya bangunan lantai dua MTsN 3 Cisewu, Garut, Jawa Barat pada 22 Februari 2025. Kejadian ini beruntung tidak menimbulkan korban jiwa karena bertepatan dengan masa liburan sekolah. Namun, kejadian ini memaksa Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut untuk segera mengambil langkah cepat dalam menangani kerusakan dan memastikan kelancaran proses belajar mengajar siswa.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Garut, Saepulloh, menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini dan mengajukan usulan perbaikan kepada Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan Gubernur Jawa Barat. "Kita sudah menyerahkan laporan dan usulannya, baik ke Kementerian Agama Provinsi, maupun ke Pak Gubernur," ungkap Saepulloh dalam keterangannya di Garut, Rabu.
Proses belajar mengajar siswa MTsN 3 Cisewu sementara dialihkan ke lokasi lain yang aman, seperti perpustakaan, ruang komputer, dan masjid. Langkah ini diambil sebagai tindakan darurat sambil menunggu proses perbaikan bangunan sekolah selesai. Kemenag Garut, bersama instansi terkait, telah membersihkan puing-puing bangunan yang ambruk sebagai langkah awal perbaikan.
Perbaikan Bangunan MTsN 3 Cisewu
Kepala MTsN 3 Cisewu, Wawan Suwandani, menjelaskan bahwa ruang belajar yang ambruk dibangun pada tahun 2010. Kerusakan ini diperparah oleh bencana alam sebelumnya. Ia menambahkan bahwa material bangunan yang roboh telah dibersihkan dan proses pengajuan usulan perbaikan telah dilakukan. Anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan diperkirakan mencapai Rp600 juta.
"Kalau untuk perbaikan bangunan Rp600 juta, katanya diupayakan tahun ini," kata Wawan Suwandani. Ia berharap perbaikan dapat segera direalisasikan mengingat pentingnya kelanjutan proses pendidikan bagi 147 siswa MTsN 3 Cisewu.
Proses pembelajaran sementara ini memanfaatkan ruangan yang aman dan tersedia, seperti masjid, perpustakaan, dan laboratorium komputer. Pihak sekolah berupaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan optimal meskipun dengan kondisi yang terbatas.
Saepulloh menambahkan bahwa penyelesaian perbaikan akan dilakukan secara bertahap. Ia berharap usulan perbaikan dapat segera direalisasikan mengingat pentingnya pendidikan bagi anak-anak. "Pendidikan itu sangat vital untuk keperluan anak-anak, pasti ini kan sifatnya bencana dan darurat, pasti gubernur dan pemerintah pusat pasti memprioritaskan, yang terpenting pendidikan berjalan," tegasnya. Ia juga optimistis Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan memberikan perhatian khusus pada perbaikan sekolah tersebut mengingat komitmen beliau terhadap dunia pendidikan.
Kondisi Sekolah dan Siswa
Dengan ambruknya bangunan sekolah, sebanyak 147 siswa MTsN 3 Cisewu terpaksa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar di tempat yang berbeda. Ruang perpustakaan, ruang komputer, dan masjid sekolah sementara waktu difungsikan sebagai ruang kelas. Kondisi ini tentu saja tidak ideal, namun pihak sekolah berupaya untuk tetap memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi para siswanya.
Proses inventarisasi kerusakan bangunan oleh Kemenag Garut masih terus berlanjut untuk memastikan semua kerusakan tercatat dan dapat diperbaiki secara menyeluruh. Langkah cepat dan koordinasi yang baik antara Kemenag Garut, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat diharapkan dapat mempercepat proses perbaikan dan mengembalikan kegiatan belajar mengajar di MTsN 3 Cisewu ke kondisi normal.
Perbaikan MTsN 3 Cisewu bukan hanya sekadar perbaikan bangunan fisik, tetapi juga merupakan upaya untuk memastikan hak pendidikan anak-anak tetap terpenuhi. Semoga proses perbaikan dapat berjalan lancar dan cepat sehingga siswa dapat kembali belajar dengan nyaman dan tenang.