Shalat Idul Fitri di Gasibu: Ribuan Umat Muslim Ikuti Shalat Id Pertama Gubernur Dedi Mulyadi, Namun Diwarnai Pencopetan
Shalat Idul Fitri pertama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Lapangan Gasibu Bandung diwarnai aksi pencopetan yang mengakibatkan kerugian bagi sejumlah jamaah.

Bandung, 31 Maret 2025 - Shalat Idul Fitri 1446 H yang digelar di Lapangan Gasibu, Bandung, Senin pagi, menandai Shalat Id pertama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai pemimpin daerah. Ribuan umat Muslim memadati lapangan untuk melaksanakan shalat Id bersama. Namun, momen sakral tersebut ternoda oleh aksi pencopetan yang menimpa sejumlah jamaah.
Kejadian ini terungkap setelah beberapa jamaah melaporkan kehilangan sejumlah barang berharga. Salah satu korban, seorang pria paruh baya, mengaku kehilangan uang tunai sebesar Rp2 juta dari tasnya saat tengah bersalaman dengan warga usai shalat. Insiden ini menjadi sorotan mengingat tingginya antusiasme masyarakat yang hadir untuk menyaksikan shalat Id pertama Gubernur Dedi Mulyadi.
Aksi pencopetan ini bukan hanya menimpa satu atau dua orang. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari petugas keamanan Lapangan Gasibu, sedikitnya enam orang telah melaporkan kehilangan barang-barang mereka. Jenis barang yang hilang pun beragam, mulai dari uang tunai hingga telepon genggam berbagai merek.
Aksi Pencopetan Saat Bersalaman dengan Gubernur
Petugas keamanan Lapangan Gasibu, Aries N, membenarkan adanya laporan tersebut. Ia menjelaskan bahwa para korban kehilangan barang-barang mereka saat tengah bersalaman dengan Gubernur Dedi Mulyadi. "Kurang lebih ada enam yang lapor kehilangan handphone berbagai merk, dompet juga," ujar Aries di lokasi kejadian. Keadaan yang ramai dan padat saat bersalaman dengan gubernur diduga dimanfaatkan oleh para pelaku untuk melancarkan aksinya.
Petugas keamanan lainnya, Dede Rosadi, menambahkan bahwa jumlah kasus pencopetan tahun ini meningkat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diduga berkaitan dengan membludaknya jumlah jamaah yang hadir untuk menyaksikan shalat Id pertama Gubernur Dedi Mulyadi. "Tahun ini lebih banyak karena tadi jamaahnya membludak karena gubernur baru juga," ungkap Dede.
Pihak keamanan Lapangan Gasibu telah mengarahkan para korban untuk melaporkan kejadian tersebut ke bagian informasi, yang selanjutnya akan meneruskan laporan ke pihak keamanan Gedung Sate dan kepolisian. "Nah setelah membuat laporan, nanti tindak lanjutnya, diteruskan (diarahkan) ke pihak terkait seperti kepolisian," jelas Dede. Namun, hingga berita ini ditulis, belum diketahui pasti apakah seluruh korban telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Antisipasi Kejadian serupa di Masa Mendatang
Kejadian pencopetan ini tentu menjadi catatan penting bagi penyelenggara kegiatan keagamaan di masa mendatang. Perlunya peningkatan pengamanan dan antisipasi untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Kerja sama antara pihak keamanan, panitia penyelenggara, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi seluruh jamaah.
Peningkatan jumlah personel keamanan, penempatan petugas di titik-titik rawan, serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai kewaspadaan terhadap aksi pencopetan dapat menjadi langkah-langkah konkret yang dapat diambil. Hal ini penting untuk memastikan agar momen-momen keagamaan tetap terjaga kesuciannya dan tidak dibayangi oleh tindakan kriminal.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi seluruh jamaah untuk tetap waspada dan menjaga barang bawaan mereka, terutama di tempat-tempat yang ramai dan padat. Kewaspadaan dan kehati-hatian merupakan kunci untuk mencegah menjadi korban kejahatan.
Meskipun Shalat Idul Fitri di Gasibu diwarnai insiden pencopetan, namun secara keseluruhan pelaksanaan shalat berjalan dengan khidmat dan lancar. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam kegiatan keagamaan di masa mendatang.