Siap Mental Hadapi Bencana: Tips Tetap Tenang Saat Darurat
Psikolog UI, Livia Iskandar, menekankan pentingnya persiapan mental untuk menghadapi bencana agar masyarakat tidak panik dan mampu menyelamatkan diri saat situasi darurat terjadi di Indonesia, negara rawan bencana.

Tinggal di Indonesia, negara rawan bencana, mengharuskan kita siap siaga, tak hanya secara fisik, tapi juga mental. Psikolog UI, Livia Iskandar, M.Sc, baru-baru ini mengingatkan pentingnya persiapan psikologis untuk menghadapi bencana. Pernyataan ini disampaikannya kepada ANTARA pada Senin, 20 Januari.
Menurut Livia, tinggal di daerah rawan bencana seperti Jakarta, yang berpotensi mengalami gempa besar, menuntut kesiapsiagaan mental. "Mempersiapkan diri secara psikologis sangat penting," ujarnya. Ini membantu kita memahami situasi darurat dan mencegah kepanikan yang justru menghambat tindakan penyelamatan.
Dengan persiapan mental yang matang, kita lebih mudah mengendalikan diri. Kemampuan ini krusial saat evakuasi, mencari tempat aman, atau titik kumpul, guna menyelamatkan diri dan orang lain. Livia menambahkan, "Mengontrol diri akan memudahkan kita dalam melakukan tindakan yang tepat saat situasi darurat."
Situasi darurat memang seringkali tak terduga. Oleh karena itu, memahami dan mempelajari tata cara penyelamatan diri sejak dini sangat penting, terutama di Indonesia yang rentan bencana. Pendidikan dan latihan terkait penyelamatan diri menjadi bekal berharga untuk menghadapi berbagai situasi darurat.
Persiapan mental juga berdampak positif pada psikologis kita. Dengan persiapan yang baik, kita bisa menghadapi situasi darurat dengan tenang dan berpikir jernih. Hal ini memungkinkan kita mengambil keputusan yang tepat dan efektif saat bencana terjadi. Ini merupakan kunci utama untuk bertahan hidup dan membantu orang lain dalam situasi sulit.
Livia memberikan contoh persiapan konkret: "Letakkan tas dekat pintu kamar agar mudah diakses saat keadaan darurat. Ketahui titik kumpul dan rencana evakuasi. Yang terpenting adalah tetap tenang." Semua ini perlu diajarkan sejak dini agar tertanam sebagai kebiasaan.
Kesimpulannya, kesiapsiagaan mental sama pentingnya dengan kesiapan fisik dalam menghadapi bencana. Dengan persiapan yang matang, kita dapat mengurangi kepanikan dan meningkatkan peluang untuk selamat. Mempelajari prosedur penyelamatan diri dan latihan rutin akan membantu kita menghadapi situasi darurat dengan lebih efektif dan tenang.