Simposium BRIN-CSIRO Perkuat Kolaborasi Sains Indonesia Australia: Dorong Inovasi Nasional
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan CSIRO Australia menyelenggarakan simposium untuk memperkuat kolaborasi sains Indonesia Australia, dorong inovasi nasional.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia bersama Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) Australia secara resmi menyelenggarakan Simposium Manajemen dan Inovasi Sains Australia-Indonesia. Acara penting ini bertujuan untuk bersama-sama memajukan ekosistem riset dan inovasi kedua negara. Simposium ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari, mulai dari tanggal 28 Juli hingga 1 Agustus.
Kegiatan kolaboratif ini menjadi wujud nyata dari komitmen strategis antara Indonesia dan Australia dalam meningkatkan sistem manajemen riset serta inovasi. Simposium ini berpusat di Kantor Pusat BRIN, Jakarta Pusat, dan telah dibuka secara resmi pada hari Rabu. Lebih dari 100 peserta, termasuk peneliti, pembuat kebijakan, dan manajer program riset dan inovasi, turut serta dalam forum ini.
Simposium ini diharapkan dapat menjadi platform berharga bagi staf BRIN untuk memperkuat kapasitas kelembagaan mereka. Selain itu, acara ini memfasilitasi pertukaran pengalaman dan mendorong inovasi yang memiliki dampak nyata terhadap pembangunan nasional. Ini juga akan mempererat hubungan antara BRIN dan CSIRO.
Memperkuat Kapasitas dan Pertukaran Pengetahuan
Wakil Kepala BRIN Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi, Agus Haryono, menyatakan bahwa simposium ini merupakan manifestasi konkret dari kerja sama strategis. Kerja sama ini berfokus pada peningkatan sistem manajemen riset dan inovasi. Beliau menekankan pentingnya acara ini dalam membangun kapasitas dan mendorong inovasi yang relevan.
Amelia Fyfield, Direktur CSIRO untuk Asia Tenggara, turut menyoroti pandangan kedua lembaga riset terhadap simposium ini. Menurutnya, acara ini adalah cara efektif untuk membangun kapasitas institusional. Selain itu, simposium ini mendorong pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara peneliti Indonesia dan Australia secara aktif.
Fyfield juga berharap bahwa simposium ini akan membantu mengintegrasikan sains, teknologi, dan inovasi. CSIRO menyatakan kesiapannya untuk mendukung BRIN dalam meningkatkan kapasitasnya. Dukungan ini menunjukkan komitmen kuat Australia dalam memajukan ekosistem riset di Indonesia.
Komitmen Australia untuk Kemitraan Transformasi
Simon Flores, Penasihat Efektivitas Pembangunan dan Urusan Kemanusiaan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, menegaskan komitmen kuat Australia. Komitmen ini bertujuan untuk memperdalam hubungan dengan Indonesia dalam berbagai sektor. Simposium ini menjadi langkah awal yang solid dalam memperkuat hubungan antara BRIN dan CSIRO.
Flores menggambarkan simposium ini sebagai refleksi dari komitmen bersama kedua negara. Komitmen ini berfokus pada pembentukan kemitraan yang lebih transformatif dan berdampak. Hal ini menunjukkan visi jangka panjang untuk kerja sama riset dan inovasi yang berkelanjutan. Kerja sama ini diharapkan membawa manfaat signifikan bagi kedua belah pihak.
Rangkaian simposium dimulai dengan sesi pengantar pada tanggal 28-29 Juli. Dalam sesi ini, BRIN memberikan gambaran komprehensif mengenai ekosistem ilmiah Indonesia kepada CSIRO. Acara ini juga akan menampilkan Masterclass Series pada 31 Juli, diikuti dengan sesi networking dan brainstorming pada 1 Agustus. Ini menunjukkan pendekatan komprehensif dalam memfasilitasi kolaborasi sains Indonesia Australia.