Simulasi Penembakan Periksha di Bali: Adegan Kriminalitas Nyata Jadi Latihan Pemilik Senjata Api
Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Bela Diri Indonesia (Periksha) gelar simulasi penembakan di Bali, menampilkan adegan kriminalitas nyata. Apa tujuannya?

DENPASAR – Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Bela Diri Indonesia (Periksha) baru-baru ini menggelar inovasi pelatihan terbaru di Bali. Mereka menghadirkan simulasi penembakan yang menggambarkan suasana kejadian kriminalitas nyata yang pernah terjadi di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan serta kesigapan para pemilik senjata api dalam menghadapi ancaman.
Latihan yang diikuti oleh lebih dari seratus pemilik senjata api dari seluruh Indonesia ini berlangsung di Lapangan Tembak Tohpati, Denpasar. Inisiatif ini merupakan langkah progresif Periksha untuk memastikan anggotanya memiliki kemampuan respons yang memadai. Para peserta membawa senjata api pribadi mereka, didominasi oleh jenis pistol berpeluru tajam, karet, dan optik.
Ketua Umum DPP Periksha, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, menjelaskan bahwa inovasi ini dirancang untuk mengingatkan pemilik senjata api akan pentingnya langkah antisipasi. Ini juga melatih respons yang tepat terhadap setiap ancaman yang mungkin terjadi di lapangan. Latihan ini menekankan penggunaan senjata api secara bertanggung jawab dan sesuai aturan.
Inovasi Simulasi Tiga Dimensi dengan Skenario Nyata
Dalam pelatihan ini, Periksha menghadirkan adegan tiga dimensi yang sangat realistis, jauh berbeda dari latihan sebelumnya. Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa simulasi ini mencakup detail seperti mobil mewah, jip, dan motor Harley Davidson, menciptakan suasana yang mirip kejadian sungguhan. "Ini dibuat berdasarkan kejadian yang sebenarnya pernah terjadi di Indonesia," ujar Bamsoet.
Wakil Ketua Asah Keterampilan Periksha 2025, Hadi Susilo, menambahkan bahwa setiap skenario dalam bilik simulasi merupakan kasus kriminalitas yang direkomendasikan oleh Polri. Skenario tersebut dirancang untuk menjadi bahan latihan yang relevan dan efektif. Organisasi ini sengaja membuat latihan senyata mungkin, tidak hanya menggunakan papan target, demi membentuk kesigapan dan keterampilan para pemilik senjata api bela diri.
Beberapa skenario yang disimulasikan meliputi perampokan di dalam rumah yang mengakibatkan penyekapan dan korban jiwa, perampokan saat berada di dalam mobil dengan dikepung begal, serta penodongan saat mengambil uang di ATM. "Misalnya perampokan di dalam rumah sehingga terjadi penyekapan dan tujuh orang anggota keluarga dalam rumah itu meninggal," jelas Hadi Susilo.
Membangun Tanggung Jawab dan Kepatuhan Hukum
Ketua DPD Periksha Bali, Made Muliawan Arya, menegaskan bahwa ajang di Bali ini juga menjadi kesempatan untuk mengumpulkan dan mengajak pemilik senjata api bergabung dengan organisasi. Dengan menjadi anggota, mereka akan lebih memahami aturan penggunaan senjata api. Hal ini penting untuk memastikan kepemilikan senjata api yang legal dan bertanggung jawab.
Made Muliawan Arya menekankan bahwa latihan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan dan memperkuat rasa tanggung jawab. Ini juga untuk memastikan pemilik senjata api dapat menggunakannya dengan aman dan sesuai aturan yang berlaku. "Ini bukan hanya tentang memiliki izin, tetapi juga bagaimana menggunakan senjata dengan bijak dan sesuai hukum," katanya.
Latihan ini secara tegas menolak praktik penggunaan senjata api untuk arogansi atau gaya koboi di jalanan. Periksha berkomitmen untuk membentuk pemilik senjata api yang disiplin dan patuh hukum. Mereka diharapkan mampu bertindak secara profesional dalam situasi darurat, bukan sekadar memamerkan kepemilikan senjata.