Sosialisasi Cek Kesehatan Gratis Papua hingga ke Wilayah 3T
Gubernur Papua meminta petugas kesehatan untuk gencar mensosialisasikan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) hingga ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) guna deteksi dini penyakit.

Jayapura, 13 April 2025 - Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, menekankan pentingnya sosialisasi program Cek Kesehatan Gratis (CKG) hingga ke wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Provinsi Papua. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini berbagai penyakit dan memastikan akses kesehatan merata bagi seluruh masyarakat Papua. Beliau menyampaikan hal ini di Jayapura, Minggu lalu.
Menurut Gubernur Limbong, sosialisasi yang intensif akan membantu mengantisipasi gejala penyakit sejak dini, sehingga penanganan medis bisa lebih efektif dan cepat. Ia juga berharap pemerintah kabupaten dan kota berperan aktif dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk di daerah-daerah terpencil.
Program CKG sendiri telah berjalan di sembilan kabupaten dan kota di Papua. Namun, Gubernur Limbong menegaskan perlunya perluasan jangkauan program ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Papua, terutama di wilayah 3T yang seringkali memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
Sosialisasi CKG: Tantangan dan Capaian
Salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program CKG adalah masalah teknis pada aplikasi pendukung program. Petugas kesehatan didorong untuk segera mengatasi kendala ini agar proses pendaftaran dan pemeriksaan berjalan lancar. Meskipun demikian, hingga Maret 2025, tercatat 1.336 orang telah mendaftar dalam program CKG, dengan 944 orang (70,66 persen) telah mengikuti pemeriksaan kesehatan.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Arry Pongtiku, memberikan rincian lebih lanjut mengenai layanan CKG. Program ini menargetkan berbagai kelompok usia, mulai dari bayi baru lahir hingga dewasa. Tingkat partisipasi pemeriksaan bervariasi, dengan pemeriksaan pertumbuhan bayi baru lahir mencapai 96 persen, sementara pemeriksaan kekeringan enzim pelindung sel darah hanya 8 persen.
Pada kelompok usia balita dan anak prasekolah, pemeriksaan pertumbuhan mencapai 98 persen, sedangkan pemeriksaan talasemia hanya 24 persen. Untuk usia dewasa, pemeriksaan gula darah dan tekanan darah mencapai 100 persen, namun pemeriksaan kanker usus dan fungsi ginjal hanya 14 persen.
Data tersebut menunjukkan adanya disparitas dalam pemanfaatan layanan CKG di berbagai kelompok usia dan jenis pemeriksaan. Hal ini perlu menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan efektivitas program dan memastikan akses yang merata bagi seluruh masyarakat.
Meningkatkan Akses Kesehatan di Wilayah 3T
Sosialisasi yang efektif menjadi kunci keberhasilan program CKG di wilayah 3T. Tantangan geografis dan infrastruktur yang terbatas membutuhkan strategi khusus dalam menjangkau masyarakat di daerah-daerah terpencil. Pemerintah Provinsi Papua perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat, untuk memastikan pesan kesehatan sampai kepada sasaran.
Selain sosialisasi, perlu juga diperhatikan aspek ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan di wilayah 3T. Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dan penyediaan peralatan medis yang memadai akan mendukung pelaksanaan program CKG secara optimal. Dengan demikian, program CKG dapat benar-benar berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua secara menyeluruh.
Keberhasilan program CKG tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini penyakit akan mendorong mereka untuk memanfaatkan layanan CKG dan menjaga kesehatan mereka secara proaktif.
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam mewujudkan akses kesehatan yang merata dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Papua, termasuk di wilayah 3T. Dengan komitmen dan kerja sama semua pihak, target untuk deteksi dini penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat dapat tercapai.