SPBU Trucuk Klaten Ditutup Sementara, Diduga BBM Tercampur Air
SPBU di Trucuk, Klaten ditutup sementara setelah laporan masyarakat soal BBM tercampur air menyebabkan sejumlah kendaraan mogok; polisi melakukan penyelidikan.

Sebuah SPBU di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dengan kode 44.572.29, ditutup sementara. Penutupan ini dilakukan menyusul laporan masyarakat mengenai dugaan pencampuran air dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang menyebabkan sejumlah kendaraan mengalami masalah dan mogok. Insiden ini terjadi di Klaten, Jawa Tengah, dan dilaporkan pada Selasa, 8 Agustus 2024.
Kasatreskrim Polres Klaten, Iptu Taufik Frida Mustofa, membenarkan adanya penutupan tersebut. Ia menjelaskan bahwa penutupan SPBU merupakan langkah antisipatif untuk melindungi konsumen dan mencegah potensi kerugian lebih lanjut. Pihak kepolisian langsung bertindak setelah menerima laporan dan menemukan bukti awal adanya BBM tercampur zat lain, diduga air.
Langkah cepat penutupan SPBU ini diambil setelah ditemukan sejumlah kendaraan yang mengalami kerusakan mesin setelah mengisi BBM di SPBU tersebut. Kerusakan ini memaksa para pemilik kendaraan untuk membawa kendaraannya ke bengkel untuk diperbaiki. Hal ini menunjukkan adanya potensi bahaya yang signifikan bagi konsumen jika SPBU tetap beroperasi.
Dugaan BBM Tercampur Air Picu Kendaraan Mogok
Polisi telah memasang garis polisi di area pengisian BBM jenis Pertalite di SPBU tersebut. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terjadinya korban lebih lanjut dan untuk mempermudah proses penyelidikan yang sedang berlangsung. Petugas kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab dan siapa yang bertanggung jawab atas dugaan pencampuran air dalam BBM tersebut.
"Kami cek di tempat pengisian tersebut dari noken tercampur zat lain dari BBM jenis pertalite," jelas Iptu Taufik. Penyelidikan ini meliputi pemeriksaan sampel BBM, penelusuran asal-usul BBM, dan pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab atas operasional SPBU tersebut.
Kasus ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, khususnya para pengguna SPBU tersebut. Salah satu konsumen, Hartana, mengaku sering mengisi BBM di SPBU tersebut dan merasakan dampak negatifnya. Ia menyebutkan bahwa kendaraannya mengalami masalah mesin setelah mengisi Pertalite dan Pertamax di SPBU tersebut dalam dua minggu terakhir.
Konsumen Mengaku Mengalami Kerusakan Mesin
"Setiap hari ngisi di sini, ya pertalite ya pertamax. Waktu itu saya isi pertalite mesinnya enggak beres. Waktu itu sudah jalan sekitar 3—4 km baru terasa," ungkap Hartana. Pengalaman serupa juga dialami Hartana saat mengisi Pertamax di SPBU yang sama. Mesin kendaraannya kembali mengalami gangguan. Hal ini menunjukkan adanya indikasi kuat bahwa masalah tersebut berasal dari kualitas BBM yang dijual di SPBU tersebut.
Hartana juga menambahkan, "Ya kalau memang ada kecurangan, lebih baik ditutup dahulu." Pernyataan ini mencerminkan harapan masyarakat agar masalah ini segera diselesaikan dan SPBU tersebut dapat beroperasi kembali dengan aman dan memberikan BBM berkualitas kepada konsumen.
Penutupan sementara SPBU ini diharapkan dapat memberikan waktu bagi pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah dan memastikan bahwa BBM yang dijual di SPBU tersebut aman dan sesuai standar. Polisi berkomitmen untuk menyelidiki kasus ini secara tuntas dan memberikan sanksi yang tegas kepada pihak yang bertanggung jawab jika terbukti adanya pelanggaran.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak terkait untuk senantiasa menjaga kualitas BBM yang dijual dan memastikan keamanan konsumen. Transparansi dan pengawasan yang ketat sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.