Sri Mulyani Temui Menkeu China Usai Negosiasi Tarif dengan AS di Milan
Menkeu Sri Mulyani bertemu Menkeu China di Milan setelah menyelesaikan negosiasi tarif dengan AS, membahas kerja sama ekonomi dan memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini bertemu dengan Menteri Keuangan China, Lan Fo’an, di Milan, Italia. Pertemuan ini berlangsung setelah Sri Mulyani menyelesaikan negosiasi mengenai kebijakan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat (AS). Kedua menteri sepakat untuk melanjutkan diskusi bilateral yang telah dimulai sebelumnya di Washington D.C., saat menghadiri rangkaian acara IMF-World Bank Spring Meetings.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan hasil negosiasi dan tawaran kerja sama yang diajukan Indonesia terkait kebijakan tarif resiprokal AS. "Saya menceritakan mengenai negosiasi dan tawaran kerja sama yang diberikan Indonesia dalam rangka merespons serta memahami arah penerapan kebijakan tarif resiprokal AS," ungkap Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya, @smindrawati.
Pertemuan di Milan juga memiliki makna penting sebagai perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan China. Kedua negara memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan diplomatik.
Silaturahmi dan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-China
Lan Fo’an, Menteri Keuangan China, memberikan apresiasi atas dukungan Indonesia terhadap berbagai inisiatif ASEAN+3 tahun ini, di mana China bertindak sebagai co-chair. Hal ini menunjukkan komitmen kuat kedua negara dalam kerja sama regional.
Sri Mulyani menyatakan harapannya agar sinergi positif antara Indonesia dan China terus berlanjut dan berkembang. "Kami berharap sinergi baik antara China dan Indonesia akan terus terjaga. Semoga ke depannya, Indonesia dan China bisa menggali potensi kerja sama yang lebih luas," tambahnya.
Pertemuan ini menjadi bukti nyata komitmen kedua negara dalam memperkuat hubungan bilateral, tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga dalam kerja sama regional melalui ASEAN+3.
Posisi Netral Indonesia di Tengah Ketegangan AS-China
Sebelumnya, Sri Mulyani menegaskan posisi Indonesia yang netral dalam ketegangan antara AS dan China terkait tarif resiprokal. Indonesia, sebagai negara terbesar di ASEAN dan memiliki hubungan yang baik dengan AS dan China, menjaga posisi yang seimbang dan dihormati oleh kedua negara adidaya tersebut.
"Indonesia, baik dalam ASEAN sebagai negara terbesar maupun hubungan dengan AS dan China yang sedang mengalami eskalasi tensi, kita tetap dalam posisi yang cukup netral, dihormati, dan diperhitungkan. Ini merupakan daya tawar yang baik yang harus kita jaga," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Sri Mulyani optimistis bahwa posisi tawar Indonesia yang kuat didukung oleh kinerja ekonomi domestik yang stabil dan terjaga. Hal ini memberikan modal bagi Indonesia untuk menghadapi dinamika global yang penuh tantangan.
Kinerja ekonomi yang baik menjadi kunci bagi Indonesia untuk mempertahankan posisi netral dan strategis di tengah persaingan ekonomi global. Hal ini juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi perdagangan internasional.
Kesimpulan
Pertemuan antara Sri Mulyani dan Lan Fo’an di Milan menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia-China. Di tengah dinamika geopolitik global, Indonesia berhasil mempertahankan posisi netral dan strategis, didukung oleh kinerja ekonomi yang solid. Ke depannya, kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan China diharapkan akan semakin berkembang dan saling menguntungkan.