Sukses Panen Perdana Padi Biosalin: 116 Ton Gabah Kering Panen di Semarang
Kolaborasi PGN dan BRIN berhasil panen perdana padi Biosalin, varietas tahan garam, menghasilkan 116,95 ton gabah kering panen di lahan pesisir Semarang, memberikan solusi inovatif untuk lahan tidak produktif.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil memanen padi varietas Biosalin sebanyak 116,95 ton gabah kering panen (GKP). Panen perdana ini dilakukan di lahan seluas 20 hektare di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 26 April. Keberhasilan ini menjawab pertanyaan apa yang dipanen (padi Biosalin), siapa yang memanen (PGN dan BRIN), di mana panen dilakukan (Semarang), kapan panen dilakukan (26 April), mengapa panen ini penting (solusi ketahanan pangan di lahan pesisir), dan bagaimana hal ini dicapai (kolaborasi pemerintah, lembaga riset, dan dunia usaha).
Padi Biosalin merupakan varietas unggul yang tahan terhadap kadar garam tinggi. Varietas ini menjadi solusi inovatif untuk lahan pesisir yang sebelumnya tidak produktif akibat intrusi air laut. Sekretaris Perusahaan PGN, Fajriyah Usman, menyatakan bahwa keberhasilan ini menunjukkan sinergi positif antara pemerintah, lembaga riset, dan sektor swasta dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Panen raya ini juga menandai kesuksesan program Riset Smart Farming Biosalin 1 dan 2, sebuah kolaborasi antara Pemerintah Kota Semarang, BRIN, dan PGN yang dimulai pada Desember 2024. Lahan seluas 20 hektare yang dipanen sebagian besar merupakan lahan tidur milik Kelompok Tani Sumber Rezeki yang sebelumnya tidak produktif akibat gagal panen pada tahun 2021 karena tingginya kadar garam dalam air.
Sukses Budidaya Padi Tahan Garam
Panen padi Biosalin menghasilkan 116,95 ton GKP, dengan rata-rata produktivitas mencapai 5,85 ton per hektare. Varietas Biosalin 1 menghasilkan 6,03 ton per hektare, sementara Biosalin 2 menghasilkan 5,67 ton per hektare. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar padi Biosalin dalam meningkatkan produktivitas pertanian di lahan pesisir.
PGN berencana melanjutkan budidaya padi Biosalin tahap dua dengan luas lahan yang sama, 20 hektare, dan berencana mengembangkan program ini hingga mencapai 100 hektare. Dukungan PGN meliputi penyediaan benih dan pupuk, serta pendampingan pascapanen dan pengolahan benih hingga Desember 2025.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi para petani di wilayah pesisir. Fajriyah Usman menambahkan bahwa keberhasilan ini juga memberikan semangat baru bagi masyarakat pesisir yang sempat kehilangan mata pencahariannya.
Manfaat dan Dampak Positif
Program budidaya padi Biosalin memberikan dampak positif yang signifikan, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi, program ini meningkatkan produktivitas lahan yang sebelumnya tidak produktif, menghasilkan pendapatan tambahan bagi para petani. Secara sosial, program ini memberikan harapan baru bagi masyarakat pesisir yang sebelumnya kesulitan mendapatkan mata pencaharian.
Keberhasilan panen padi Biosalin juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan. Kerja sama antara pemerintah, lembaga riset, dan sektor swasta terbukti efektif dalam mengembangkan inovasi teknologi pertanian yang berkelanjutan.
Dengan pengembangan program hingga 100 hektare, diharapkan akan semakin banyak lahan pesisir yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya padi Biosalin, meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir.
"Panen padi Biosalin ini bukan hanya soal hasil pertanian, tapi tentang membangun kembali semangat masyarakat pesisir yang sempat kehilangan mata pencahariannya," ujar Fajriyah Usman.
Kesimpulan
Panen perdana padi Biosalin menunjukkan potensi besar dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan di lahan pesisir. Kolaborasi yang sukses antara PGN dan BRIN telah menghasilkan inovasi teknologi pertanian yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.