Panen Padi Perdana di Pekalongan: Sukses Revitalisasi Lahan Bekas Rob
Kodam IV/Diponegoro dan Pemkot Pekalongan sukses panen padi biosalin di lahan bekas rob Kelurahan Degayu, menandai revitalisasi lahan tidak produktif selama lebih dari satu dekade.

Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro bersama Pemerintah Kota Pekalongan berhasil memanen padi perdana di lahan bekas rob Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Jawa Tengah. Panen raya ini menandai keberhasilan revitalisasi lahan yang selama lebih dari sepuluh tahun tidak produktif akibat terendam rob. Kegiatan panen yang berlangsung pada Rabu lalu ini disambut antusias oleh berbagai pihak, sebagai bukti nyata kolaborasi pemerintah dan TNI dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Mayjen TNI Deddy Suryadi, Pangdam IV/Diponegoro, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan ini. Ia menjelaskan bahwa upaya menanami lahan bekas rob dengan padi telah melalui berbagai percobaan dan tantangan. Berbagai kendala, termasuk kondisi tanah yang kurang subur akibat genangan air rob, berhasil diatasi melalui pembangunan infrastruktur yang lebih baik dan pembenahan unsur hara tanah. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, lahan yang tadinya tidak produktif dapat kembali memberikan hasil yang optimal.
Program revitalisasi lahan bekas rob ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan petani. Pangdam menekankan pentingnya penyerapan gabah hasil panen dengan harga yang layak, yaitu Rp6.500 per kilogram sesuai harga yang ditetapkan pemerintah. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian petani di wilayah tersebut dan berkontribusi pada tercapainya target ketahanan pangan nasional.
Revitalisasi Lahan Bekas Rob: Kolaborasi Menuju Ketahanan Pangan
Revitalisasi lahan bekas rob di Pekalongan merupakan contoh nyata dari kolaborasi yang sukses antara Kodam IV/Diponegoro, Pemerintah Kota Pekalongan, komunitas lokal, dan Bank Indonesia. Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembangunan infrastruktur, pembenahan unsur hara tanah, hingga pemasaran hasil panen. Pembangunan infrastruktur yang memadai menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi permasalahan genangan air rob yang selama ini menghambat produktivitas lahan.
Pembenahan unsur hara tanah juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan hasil panen. Proses ini membutuhkan pengetahuan dan teknologi pertanian yang tepat guna memastikan kesuburan tanah terjaga dan tanaman padi dapat tumbuh dengan optimal. Keterlibatan Bank Indonesia dalam mendukung petani juga berperan penting dalam menjamin keberlangsungan program ini.
Kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan panen padi yang melimpah, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam menghadapi tantangan pertanian. Model kolaborasi ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain yang memiliki permasalahan serupa.
Harapan Terwujudnya Lumbung Pangan Nasional
Suksesnya panen padi biosalin di lahan bekas rob Pekalongan memberikan harapan baru bagi terwujudnya lumbung pangan nasional. Dengan mengolah lahan-lahan tidur dan meningkatkan produktivitas pertanian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ketahanan pangan. Program ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, khususnya bagi para petani yang selama ini kesulitan mengolah lahan yang terdampak rob.
Pangdam IV/Diponegoro berharap bahwa keberhasilan ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan revitalisasi lahan-lahan tidur yang potensial untuk pertanian. Dengan kolaborasi dan inovasi, lahan-lahan yang sebelumnya tidak produktif dapat diubah menjadi lahan pertanian yang produktif dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi angka kemiskinan di daerah tersebut.
Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata komitmen TNI dalam mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan. Kodam IV/Diponegoro tidak hanya berperan dalam menjaga keamanan negara, tetapi juga aktif berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, keberhasilan ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan pengembangan teknologi pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi pertanian modern dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
- Pembangunan infrastruktur yang memadai untuk mengatasi genangan air rob.
- Pembenahan unsur hara tanah untuk meningkatkan kesuburan.
- Kolaborasi antara Kodam IV/Diponegoro, Pemkot Pekalongan, komunitas lokal, dan Bank Indonesia.
- Penyerapan gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Dengan keberhasilan ini, diharapkan program serupa dapat diimplementasikan di daerah lain yang memiliki lahan tidur dan potensi pertanian yang besar. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani Indonesia.