Susan Sameh: Peran 'Pelakor' di Film Pintu-Pintu Surga Jadi Tantangan Akting
Aktris Susan Sameh mengaku tertantang memerankan karakter 'orang ketiga' dalam film Pintu-Pintu Surga yang mulai tayang 13 Februari 2025, karena kompleksitas emosi dan pengalamannya sebagai wanita yang belum menikah.

Aktris Susan Sameh, yang dikenal berdarah Mesir, menghadapi tantangan besar dalam perannya di film terbaru, "Pintu-Pintu Surga". Film yang mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 13 Februari 2025 ini, menampilkan Susan sebagai Latifah, seorang wanita yang terlibat dalam sebuah hubungan yang rumit dan menyandang predikat 'orang ketiga'. Peran ini, menurut Susan, sangat berbeda dari peran-peran yang pernah ia mainkan sebelumnya.
Tantangan Peran Latifah
Dalam wawancara di Jakarta pada Senin lalu, Susan Sameh mengungkapkan rasa senangnya menerima peran yang menantang. "Saya sangat menikmati peran yang menantang karena belum pernah mengalami itu sebelumnya, apalagi saat itu saya masih belum menikah. Jadi ini cukup sulit, namun saya menyukainya karena dapat mempelajari karakter baru dan mengekspresikan emosi yang kompleks. Peran menjadi Latifah tidaklah mudah," ujarnya.
Ia mengakui bahwa peran Latifah sebagai 'pelakor' (perebut lelaki orang) memang secara emosional berat. Meskipun secara pribadi ia merasa marah terhadap karakter tersebut, tuntutan profesionalitas mengharuskannya menampilkan kualitas akting terbaik. Susan harus mampu menghidupkan karakter Latifah dengan segala kompleksitas emosinya.
Sinopsis Pintu-Pintu Surga
Film "Pintu-Pintu Surga" sendiri mengisahkan kehidupan Latifah, seorang ibu tunggal yang berjuang membesarkan anak berkebutuhan khusus (ADHD) setelah ditinggal suaminya. Kehidupan Latifah berubah ketika ia dipertemukan kembali dengan Arman, diperankan oleh Arya Saloka, seorang pria yang pernah menjadi kekasihnya di masa lalu. Namun, takdir mempertemukan mereka kembali dengan sebuah kenyataan pahit: Arman telah menikah dengan Widya, yang diperankan oleh Agla Artalidia.
Film ini memiliki alur cerita yang kompleks dan emosional. Dengan budget produksi sekitar Rp8 miliar hingga Rp10 miliar, "Pintu-Pintu Surga" menawarkan tontonan yang menguras air mata. Lebih dari sekadar drama percintaan, film ini mengangkat premis dasar feminis, yaitu pembebasan perempuan dari ketidakadilan sistemik dan justifikasi terhadap perempuan.
Kesuksesan di Balik Layar
Kesuksesan film ini tidak hanya terletak pada akting para pemainnya, tetapi juga pada kerja keras tim produksi di belakang layar. Proses produksi yang matang dan detail terlihat dari alur cerita yang kompleks dan emosional. Para pembuat film berhasil menyajikan cerita yang mampu menyentuh hati penonton dengan mengangkat isu-isu yang relevan dengan kehidupan nyata.
Dengan mengangkat tema yang sensitif dan kompleks, "Pintu-Pintu Surga" diharapkan dapat menjadi tontonan yang menghibur sekaligus membuka diskusi tentang isu-isu perempuan di masyarakat. Film ini menjadi bukti bahwa industri perfilman Indonesia semakin berani mengangkat tema-tema yang menantang dan relevan dengan kehidupan sosial.
Kesimpulan
Peran Latifah di "Pintu-Pintu Surga" menjadi tantangan besar bagi Susan Sameh, namun ia berhasil menghadapinya dengan profesionalisme dan dedikasi tinggi. Film ini sendiri menjanjikan tontonan yang menarik dan emosional, dengan alur cerita yang kompleks dan mengangkat isu-isu perempuan yang penting. Dengan perpaduan akting yang mumpuni dan cerita yang kuat, "Pintu-Pintu Surga" layak untuk ditonton dan menjadi perbincangan hangat di kalangan pencinta film Indonesia.