Tahukah Anda? Kekeringan Kritis Landa Bangkalan, Pemkab Segera Salurkan Bantuan Air Bersih
Pemerintah Kabupaten Bangkalan bergerak cepat menyalurkan bantuan air bersih untuk mengatasi kekeringan parah. Simak desa mana saja yang menjadi prioritas utama!

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur, telah memulai penyaluran bantuan air bersih ke sejumlah desa yang terdampak kekeringan parah. Langkah ini diambil untuk mengatasi krisis air yang melanda wilayah tersebut selama musim kemarau tahun ini. Distribusi bantuan ini merupakan upaya kolaboratif antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bangkalan, Eko Sugiharto, menjelaskan bahwa penyaluran dimulai pada Minggu, 17 Agustus. Fokus utama adalah pada desa-desa yang mengalami kekeringan kritis, di mana akses terhadap air bersih sangat terbatas. Inisiatif ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang kesulitan mendapatkan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebanyak 20 desa yang tersebar di empat kecamatan telah menjadi sasaran awal distribusi bantuan ini. Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi Tanah Merah, Blega, Arosbaya, dan Sepulu. Pendistribusian bantuan air bersih dilakukan berdasarkan permohonan yang diajukan oleh aparat desa kepada Pemkab Bangkalan, memastikan bantuan tepat sasaran.
Prioritas Penyaluran dan Skala Bantuan
Pemerintah Kabupaten Bangkalan memprioritaskan penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa yang paling parah terdampak kekeringan. Dari empat kecamatan yang menjadi sasaran awal, Kecamatan Sepulu tercatat sebagai wilayah dengan jumlah permohonan bantuan terbanyak. Ini menunjukkan tingkat kebutuhan yang mendesak di daerah tersebut.
Setiap hari, BPBD Bangkalan mengerahkan sebanyak tiga unit truk tangki untuk mendistribusikan air bersih ke desa-desa. Setiap truk tangki memiliki kapasitas 6 ribu liter, sehingga total air yang disalurkan setiap hari mencapai 18 ribu liter. Volume ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar air bersih bagi warga di lokasi terdampak.
Kerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bangkalan menjadi kunci dalam kelancaran distribusi ini. Keterlibatan PDAM memastikan pasokan air yang disalurkan berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Upaya sinergis ini menunjukkan komitmen Pemkab Bangkalan dalam penanganan bencana kekeringan.
Luasnya Dampak Kekeringan di Bangkalan
Data dari BPBD Kabupaten Bangkalan menunjukkan bahwa dampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini cukup luas. Sebanyak sembilan kecamatan di Bangkalan mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Tanah Merah, Kwanyar, Blega, Konang, Kokop, Geger, Klampis, Sepulu, dan Arosbaya.
Secara keseluruhan, total ada 53 desa di sembilan kecamatan tersebut yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Angka ini sama dengan data yang tercatat pada tahun 2024, mengindikasikan bahwa masalah kekeringan merupakan isu berulang di Bangkalan. Kondisi ini memerlukan penanganan yang berkelanjutan dan terencana.
Jenis kekeringan yang terjadi di 53 desa tersebut terbagi menjadi dua kategori: kekeringan langka dan kekeringan kritis. Kekeringan kritis didefinisikan sebagai kondisi di mana pemenuhan air di dusun mencapai lebih dari 10 liter per orang per hari, namun masyarakat harus menempuh jarak 3 kilometer atau lebih untuk mendapatkan air bersih. Sementara itu, kekeringan langka adalah kondisi di mana kebutuhan air di dusun berada di bawah 10 liter per orang per hari, dengan jarak tempuh ke sumber mata air terdekat antara 0,5 kilometer hingga 3 kilometer. Prioritas bantuan air bersih saat ini diberikan kepada desa-desa yang mengalami kekeringan kritis, mengingat tingkat kesulitan akses air yang lebih tinggi.