Tanjungpinang Perkuat Pariwisata: Rebranding dan Digital Marketing Jadi Kunci
Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, akan meningkatkan kunjungan wisatawan dengan strategi pemasaran digital dan rebranding pariwisata yang fokus pada kekayaan sejarah dan budaya Melayu-Tionghoa.

Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, berupaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan mengandalkan strategi pemasaran digital dan rebranding sektor pariwisatanya. Langkah ini diumumkan pada Selasa, 13 Mei 2024, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tanjungpinang. Inisiatif ini difokuskan pada potensi wisata sejarah dan budaya unik yang dimiliki Tanjungpinang, sebuah kekayaan yang jarang ditemukan di daerah lain.
Kepala Disbudpar Tanjungpinang, Nazri, menjelaskan bahwa kekayaan wisata sejarah dan heritage Tanjungpinang merupakan aset berharga yang perlu dikembangkan secara maksimal. Ia menekankan pentingnya mengangkat cerita sejarah autentik sebagai daya tarik utama pariwisata daerah. "Kita memiliki banyak cerita sejarah yang menarik dan autentik. Ini adalah warisan yang bisa kita angkat dan jadikan kekuatan bagi pariwisata Tanjungpinang," ujar Nazri.
Sebagai langkah strategis, pemerintah kota akan menerapkan dua pendekatan utama: memperkuat pemasaran digital dan melakukan rebranding pariwisata. Strategi ini melibatkan para kreator konten untuk mempromosikan keunikan Tanjungpinang, khususnya akulturasi budaya Melayu dan Tionghoa. Salah satu contoh yang akan diangkat adalah kisah pernikahan Kapitan Tik Sing, sebuah kisah bersejarah yang merepresentasikan perpaduan budaya tersebut.
Strategi Rebranding dan Pemasaran Digital
Pemerintah Kota Tanjungpinang optimis bahwa sinergi antara pemerintah dan pelaku industri pariwisata akan menghidupkan kembali sektor ini sebagai penggerak utama perekonomian daerah. Meskipun kondisi ekonomi sedang melambat, potensi pariwisata tetap dianggap besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. "Investasi pariwisata relatif kecil, namun dampaknya bisa luar biasa. Ini peluang yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya," kata Zulhidayat, salah satu pejabat terkait.
Rebranding pariwisata akan menekankan pada kekayaan budaya dan sejarah Tanjungpinang, khususnya perpaduan unik antara budaya Melayu dan Tionghoa. Hal ini sejalan dengan penetapan Tanjungpinang sebagai destinasi wisata bertema culture and heritage melalui Perpres Nomor 1/2024. "Ini adalah peluang emas untuk Tanjungpinang melakukan rebranding dengan posisi sebagai destinasi wisata budaya dan heritage yang memadukan dua budaya besar," ungkap Guntur Sakti, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri.
Pemasaran digital akan menjadi tulang punggung promosi pariwisata Tanjungpinang. Strategi ini akan memanfaatkan berbagai platform digital untuk menjangkau target pasar yang lebih luas. Selain itu, pemerintah juga akan berkolaborasi dengan para kreator konten lokal untuk menghasilkan konten-konten menarik yang mampu memikat wisatawan.
Dukungan Pemerintah Provinsi Kepri
Pemerintah Provinsi Kepri juga memberikan dukungan penuh terhadap upaya Tanjungpinang dalam meningkatkan sektor pariwisatanya. Salah satu dukungan tersebut adalah fasilitas bebas visa kunjungan untuk pemegang Permanent Resident (PR) Singapura dan skema visa pendek selama tujuh hari. Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, juga sedang berupaya memperluas skema bebas visa ini untuk lebih banyak warga negara Singapura.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Guntur Sakti, menekankan pentingnya memanfaatkan peluang bebas visa ini secara maksimal. Ia mengajak semua pihak untuk gencar mempromosikan Tanjungpinang, menyusun paket wisata yang menarik, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan. "Ini peluang besar bagi industri pariwisata. Kita harus gencar mempromosikan, menyusun paket wisata menarik, dan meningkatkan kualitas pelayanan," tegas Guntur.
Dengan strategi rebranding dan pemasaran digital yang terintegrasi, serta dukungan dari pemerintah provinsi, Tanjungpinang optimis dapat menarik lebih banyak wisatawan dan menghidupkan kembali sektor pariwisatanya sebagai penggerak utama perekonomian daerah. Potensi wisata sejarah dan budaya yang unik, dipadukan dengan aksesibilitas yang lebih mudah berkat kebijakan bebas visa, diharapkan mampu menjadikan Tanjungpinang sebagai destinasi wisata yang diminati.