Target DKI: Pengguna Transportasi Umum Naik 5-10 Persen per Tahun
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menargetkan peningkatan pengguna transportasi umum sebesar 5-10 persen setiap tahunnya untuk mengatasi kemacetan dan polusi, serta mencapai target Jakarta sebagai kota global top 50 di tahun 2025.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menetapkan target ambisius untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum di Jakarta. Target tersebut mencakup peningkatan sebesar lima hingga sepuluh persen setiap tahunnya. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengatasi masalah kemacetan dan polusi udara yang kronis di ibu kota.
Pramono menjelaskan bahwa meskipun konektivitas transportasi di Jakarta telah mencapai angka 91 persen, tingkat penggunaan transportasi umum masih relatif rendah, yaitu sekitar 21 persen. Oleh karena itu, peningkatan signifikan dalam penggunaan transportasi publik dianggap krusial untuk mencapai tujuan jangka panjang pemerintah daerah.
Target ini juga sejalan dengan ambisi Jakarta untuk masuk dalam jajaran 50 kota global terbaik pada tahun 2025. Peningkatan penggunaan transportasi umum dinilai sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam mewujudkan visi tersebut. "Maka saya menginginkan dalam waktu setiap tahun, kalau bisa naik lima sampai 10 persen orang yang menggunakan transportasi umum. Yang terus menerus, bukan yang parsial," ujar Pramono saat ditemui di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu.
Upaya Peningkatan Penggunaan Transportasi Umum
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah dan akan terus berupaya meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas transportasi umum. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi secara berkala sistem transportasi yang ada. Gubernur Pramono sendiri secara rutin menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu untuk merasakan langsung pengalaman pengguna dan melakukan evaluasi.
Evaluasi tersebut tidak hanya sebatas pemantauan infrastruktur, tetapi juga mencakup interaksi langsung dengan pengguna transportasi umum. Pramono menuturkan bahwa ia berdialog dengan seorang penyandang disabilitas pengguna Transjakarta untuk memahami tantangan yang dihadapi. "Kebetulan hari ini saya berdialog dengan disabilitas. Saya tanyakan berapa kali pindah (angkutan umum) dan apakah menghadapi kesulitan. Selalu yang menjadi persoalanyaan disabilitas, belum semua hal itu ramah terhadap mereka," katanya.
Dari dialog tersebut, terungkap bahwa meskipun masih ada beberapa kendala, namun secara umum aksesibilitas transportasi umum bagi penyandang disabilitas relatif baik. Pemerintah berencana untuk meningkatkan fasilitas yang ramah disabilitas di halte-halte Transjakarta sebagai tindak lanjut dari evaluasi tersebut. "Tapi warga tersebut tiga kali turun relatif sudah ramah (transportasinya) sehingga dengan demikian untuk membuat halte-halte menjadi ramah kepada disabilitas salah satu juga hal yang akan dilakukan," tambahnya.
Antusiasme ASN dan Implementasi Ingub
Sejak diberlakukannya Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025, antusiasme Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menggunakan transportasi umum juga meningkat. Pramono menyatakan bahwa selama dua minggu pasca penerbitan Ingub tersebut, terlihat peningkatan signifikan dalam penggunaan transportasi umum oleh para ASN.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan yang mendorong penggunaan transportasi umum mulai menunjukkan hasil positif. Dengan semakin banyaknya ASN yang menggunakan transportasi umum, diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi masyarakat luas untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. "Sehingga diharapkan, pengguna transportasi umum di Jakarta akan semakin meningkat ke depannya," kata Pramono.
Keberhasilan program ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk peningkatan kualitas layanan transportasi umum, peningkatan aksesibilitas, dan kampanye edukasi publik yang efektif. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan dapat terus berupaya untuk mengatasi berbagai tantangan dan memastikan bahwa target peningkatan penggunaan transportasi umum dapat tercapai.
Dengan tercapainya target tersebut, diharapkan Jakarta dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara, serta meningkatkan kualitas hidup warganya. Selain itu, hal ini juga akan mendukung pencapaian visi Jakarta sebagai kota global top 50 pada tahun 2025.