Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
logo
LIVE
  • Auto
  • Dark Mode
  • Light Mode
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Lainnya
    • Ngakak
    • Merdeka
LIVE
  • Auto
  • Dark Mode
  • Light Mode
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Lainnya
HEADLINE HARI INI
  1. Hot News

Terungkap! Beras Patah di Beras Oplosan Capai 59 Persen, Jauh di Atas Standar Premium

Menteri Pertanian mengungkap hasil uji 10 sampel beras premium medium menunjukkan persentase beras patah di beras oplosan mencapai 59 persen, jauh di atas batas standar 15 persen. Apa dampaknya bagi konsumen?

Sabtu, 16 Agu 2025 02:08:00
konten ai
Copied!
Terungkap! Beras Patah di Beras Oplosan Capai 59 Persen, Jauh di Atas Standar Premium
Menteri Pertanian mengungkap hasil uji 10 sampel beras premium medium menunjukkan persentase beras patah di beras oplosan mencapai 59 persen, jauh di atas batas standar 15 persen. Apa dampaknya bagi konsumen? (©Planet Merdeka)
ADVERTISEMENT

Jakarta, 16 Agustus 2024 – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, baru-baru ini mengungkapkan temuan mengejutkan terkait kualitas beras yang beredar di pasaran. Dari sepuluh sampel beras premium medium yang diuji di tengah maraknya kasus beras oplosan, diperoleh hasil bahwa campuran beras patah (broken rice) mencapai angka yang sangat tinggi.

Amran menjelaskan, persentase beras patah dalam sampel tersebut berkisar antara 30 hingga 59 persen. Angka ini jauh melampaui standar yang ditetapkan untuk beras premium medium, di mana persentase beras patah seharusnya tidak lebih dari 15 persen.

Temuan ini mengindikasikan adanya praktik curang yang sangat merugikan masyarakat. Konsumen yang membeli beras premium medium dengan harga lebih tinggi justru mendapatkan produk di bawah standar, yang berpotensi menimbulkan kerugian finansial dan ketidakpuasan. Praktik ini juga menciptakan ketidakadilan dalam persaingan pasar.

Kualitas Beras Oplosan Jauh di Bawah Standar

Hasil pengujian yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan bahwa kualitas beras yang dioplos sangat memprihatinkan. Dengan persentase beras patah mencapai 59 persen, beras tersebut tidak layak dikategorikan sebagai beras premium medium. Mentan Amran bahkan menyebut kondisi ini sebagai "ekstrem" karena penyimpangan kualitasnya sangat signifikan.

Kasus beras oplosan ini secara langsung merugikan konsumen. Mereka membayar harga beras premium, namun mendapatkan beras dengan kualitas inferior. Hal ini tidak hanya berdampak pada nilai gizi, tetapi juga pada tekstur dan rasa nasi yang dihasilkan, yang tentu saja mengecewakan.

Pemerintah melalui Kementan terus berupaya menindak tegas praktik-praktik semacam ini. Penemuan ini menjadi bukti nyata bahwa pengawasan terhadap kualitas pangan harus terus ditingkatkan demi melindungi hak-hak konsumen dan menjaga integritas pasar beras di Indonesia.

Kerugian Konsumen dan Penindakan Tegas

Sebelumnya, Kementan telah mengungkap dugaan praktik kecurangan dalam perdagangan beras yang menyebabkan kerugian konsumen hingga mencapai angka fantastis, yakni Rp99,35 triliun. Kerugian ini timbul akibat manipulasi kualitas dan harga di tingkat distribusi, yang merugikan jutaan rumah tangga di seluruh Indonesia.

Mentan Amran pada Rabu (30/7) juga telah mengumumkan bahwa sebanyak 212 merek beras premium dan medium yang sempat beredar di pasaran terbukti tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Kementan berkomitmen untuk menindak tegas peredaran beras-beras tersebut guna memastikan hanya produk berkualitas yang sampai ke tangan konsumen.

Langkah penindakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan iklim perdagangan beras yang lebih sehat dan transparan. Dengan menindak pelaku kecurangan, diharapkan tidak ada lagi pihak yang berani memanipulasi kualitas dan harga beras demi keuntungan pribadi.

Dampak Penindakan dan Perubahan Pola Distribusi

Penindakan tegas terhadap beras oplosan tidak hanya bertujuan menjaga kualitas beras, tetapi juga mendorong struktur pasar baru yang lebih sehat. Mentan Amran mencatat bahwa konsumen kini cenderung lebih memilih pasar tradisional, sementara penggilingan gabah rakyat mendapatkan ruang usaha yang lebih luas.

Perubahan perilaku belanja masyarakat ini didasari oleh kepercayaan konsumen terhadap pasar tradisional yang menawarkan harga lebih murah, transparan, dan terbuka. Sebagai contoh, harga beras premium di pasar atau ritel modern bisa mencapai Rp17.000–Rp18.000 per kilogram, sedangkan di pasar tradisional, harga beras premium hanya sekitar Rp13.000 per kilogram.

Fenomena ini menunjukkan bahwa penindakan terhadap beras oplosan berhasil mengubah pola distribusi dan perilaku belanja masyarakat. Konsumen menjadi lebih cerdas dalam memilih tempat pembelian, dan pasar tradisional kembali menjadi pilihan utama karena kejelasan harga dan kualitas yang lebih terjamin.

Share
Copied!

Share

Better experience in portrait mode.
Image Saved!
Berita Terbaru
  • Turis Ikut Lomba 17 Agustus di Bandara Bali: Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Semangat Nasionalisme
  • ASABRI Tegaskan Komitmen Tingkatkan Manfaat dan Layanan di Momen HUT ke-80 Kemerdekaan RI
  • Momen Bersejarah: Paskibraka 2025 Bangga Kibarkan Merah Putih di Hadapan Presiden Prabowo
  • Momen HUT ke-80 RI: Bupati Gunung Mas Ajak Masyarakat Sinergi Pembangunan Gunung Mas dan Nasional
  • Merayakan 80 Tahun Kemerdekaan: Operasi Merdeka Jaya 2025 Sukses Amankan Rangkaian HUT RI
  • andi amran sulaiman
  • beras oplosan
  • beras patah
  • beras premium
  • harga beras
  • kementan
  • konsumen
  • konten ai
  • kualitas beras
  • pangan nasional
  • pasar tradisional
  • #planetantara
Copied!
Artikel ini ditulis oleh
Redaksi Merdeka
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter
  • Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

ADVERTISEMENT
Topik Populer

Topik Populer

  • Viral
  • Timnas
  • Prabowo Subianto
  • Piala AFF 2024
  • PPN 12 persen
  • Irish Bela
Rekomendasi
  • bendera pusaka

    Mengenal Kereta Kencana Garuda Prabayaksa: Simbol Megah Pembawa Bendera Pusaka di HUT RI ke-80

    17 Agu 2025
  • bpk wilayah iv

    Kenduri Budaya Pulau Tiga: Merawat Tradisi di Tapal Batas Indonesia dengan Gotong Royong dan Seni Pertunjukan

    17 Agu 2025
  • akomodasi alternatif

    Fakta Menarik: Okupansi Hotel Berbintang Menurun di Semester I 2025, Menpar Soroti Persaingan Akomodasi Alternatif

    17 Agu 2025
  • esports indonesia

    Unik! Pelatnas Esports Indonesia Gelar Lomba 17-an, Bangun Solidaritas Atlet dan Tim Pelatih

    17 Agu 2025
  • bkn

    Terkuak! DPR Dorong Koordinasi Lintas Komisi Atasi Masalah Guru Honorer dan PPPK, Apa Solusinya?

    17 Agu 2025
ADVERTISEMENT
Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

  • Kurang dari 24 Jam, Polisi Ringkus Terduga Pelaku Premanisme di Tambora Jakarta Barat

    cctv 16 Agu 2025
  • Viral Mengamen hingga Tengah Malam, Dinsos DKI Lakukan Penertiban Pengamen Anak Secara Persuasif

    Dinsos DKI 12 Agu 2025
  • Bikin Heboh! Wakil Menteri Ketenagakerjaan Tampil dengan Kaus One Piece Dukung Buruh Mogok, Simbol Perlawanan Ketidakadilan?

    Bendera Bajak Laut 8 Agu 2025
  • Viral Minta Rp100 Ribu, Juru Parkir Liar Tanah Abang Ditangkap Polisi

    hukum 30 Jul 2025
  • Kurang dari 24 Jam! Polisi Tangkap Dua Pencuri Tas Kereta di Tambora, Korban Rugi Rp10 Juta

    cctv 29 Jul 2025
logo
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap
  • Kapanlagi.com
  • Otosia
  • Liputan6
  • Fimela
  • Bola.net
  • Brilio
  • Bola.com
  • Merdeka
Connect with us

Copyright © 2025 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.