Titiek Soeharto Dorong Penyerapan Gabah Petani Maksimal demi Ketahanan Pangan
Titiek Soeharto dan Bapanas pantau langsung penyerapan gabah di Aceh Besar, tekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi untuk ketahanan pangan nasional.

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menekankan pentingnya koordinasi antar sektor untuk memaksimalkan penyerapan gabah petani dan menjaga ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan saat kunjungan kerja bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Gudang Bulog Siron, Aceh Besar, Aceh, pada Sabtu (12/4).
Kunjungan ini bertujuan untuk memantau langsung serapan gabah dan beras petani di Aceh, sebuah daerah yang dianggap strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Titiek Soeharto menyoroti pentingnya Aceh Besar, sebagai daerah penghasil beras, untuk berkontribusi maksimal dalam upaya ini. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk memastikan ketersediaan dan kualitas pangan yang baik bagi masyarakat.
"Koordinasi harus maksimal agar distribusi dan penyerapan hasil petani berjalan lancar," tegas Titiek Soeharto, menambahkan bahwa hal ini sangat penting untuk melindungi masyarakat, terutama dalam situasi ekonomi global yang masih belum stabil. "Kami ingin memastikan bahwa stok beras tersedia dengan baik, kualitas penyimpanannya terjaga, dan bantuan pangan tepat sasaran," ucapnya.
Koordinasi dan Kolaborasi Kunci Ketahanan Pangan
Dalam kunjungan tersebut, Titiek Soeharto dan Bapanas secara langsung memantau proses penyerapan gabah dan beras petani di Aceh. Mereka ingin memastikan bahwa hasil panen petani terserap secara optimal, mendukung target pengadaan beras nasional sebesar 3 juta ton. Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menyatakan bahwa Aceh memiliki posisi strategis dalam mendukung penguatan cadangan beras nasional.
Ketut Astawa juga menekankan pentingnya peran Bulog dan seluruh pemangku kepentingan dalam menyerap gabah petani secara optimal. "Provinsi Aceh menjadi salah satu daerah penting dalam strategi pengadaan nasional. Kami ingin memastikan Bulog dan seluruh pemangku kepentingan menyerap gabah petani secara optimal," ujarnya. Hingga 8 April 2025, realisasi pengadaan beras oleh Kanwil Bulog Aceh telah mencapai 55.428 ton, dengan total stok beras 81.853 ton, dan pemanfaatan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 4.587 ton.
Secara nasional, serapan Bulog mencapai 817 ribu ton setara beras (27 persen dari target 3 juta ton), dengan stok beras mencapai 2,2 juta ton. Pemerintah, melalui Bapanas, berkomitmen untuk terus memperbaiki tata kelola pengadaan pangan nasional dan memastikan serapan gabah petani berjalan maksimal.
Swasembada Pangan dan Komitmen Pemerintah
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa pemenuhan stok pangan dari produksi dalam negeri sejalan dengan komitmen Presiden RI untuk mewujudkan swasembada pangan. "Sesuai arahan Bapak Presiden, kita harus mengutamakan pemenuhan stok pangan dari hasil produksi petani dalam negeri. Ini bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga bentuk keberpihakan pada petani lokal dan upaya memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan," kata Arief.
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga stok cadangan beras pemerintah dan memastikan harga di tingkat petani tetap menguntungkan. Hal ini menunjukkan upaya berkelanjutan untuk mendukung petani dan mencapai ketahanan pangan nasional yang lebih kuat. Pemantauan dan koordinasi yang intensif antara pemerintah, Bulog, dan para pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target tersebut.
Upaya maksimal dalam penyerapan gabah petani tidak hanya berdampak positif pada petani, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan nasional. Dengan memastikan stok beras yang cukup dan harga yang stabil, pemerintah dapat melindungi masyarakat dari gejolak harga dan memastikan aksesibilitas pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ke depan, kolaborasi dan koordinasi yang lebih erat antara semua pihak terkait akan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program ini dan mencapai swasembada pangan nasional.