Bapanas Ajak Pemda Awasi Kualitas Gabah Serap Bulog, Jaga Stabilitas Stok Pangan
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengajak pemerintah daerah mengawasi kualitas gabah untuk penyerapan Bulog, demi menjaga stok pangan dan kesejahteraan petani.

Jakarta, 23 Maret 2025 - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengajak pemerintah daerah untuk aktif memantau kualitas gabah yang diserap oleh Perum Bulog. Hal ini bertujuan untuk memastikan penyerapan berjalan lancar dan stok pangan nasional tetap stabil. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap proyeksi peningkatan produksi beras di triwulan pertama tahun 2025.
Pemerintah telah menugaskan Bulog untuk menyerap gabah setara beras hingga 3 juta ton tanpa rafaksi. Arief menekankan pentingnya kualitas gabah yang diserap, mengingat tujuan penyerapan ini adalah untuk persiapan stok pangan selama setahun ke depan. Gabah dengan kadar air tinggi atau kualitas rendah akan sulit disimpan dalam jangka panjang. "Bulog diminta serap sampai 3 juta ton itu untuk persiapan setahun ke depan. Untuk disimpan. Kalau kadar airnya tidak masuk, broken-nya banyak, akan sulit tahan lama disimpan. Jadi minta tolong ini jadi concern bersama," ujar Arief.
Pengawasan kualitas gabah ini sangat penting mengingat harga pembelian pemerintah (HPP) gabah petani telah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram (kg). Bulog akan membeli gabah dengan harga tersebut sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap kesejahteraan petani. Arief menegaskan pentingnya pengiriman gabah berkualitas baik kepada Bulog: "Harga gabah Rp6.500 per kg, itu minta tolong yang dikirimkan ke Bulog bukan gabah yang kadar airnya sampai 40 persen. Jangan sampai gabah yang jelek masuk ke Bulog, tapi gabah yang bagus."
Pemerintah Daerah Diminta Awasi Harga dan Kualitas Gabah
Selain mengawasi kualitas gabah, Bapanas juga meminta pemerintah daerah untuk mengawasi harga gabah di tingkat petani agar tidak anjlok. Arief menambahkan, "Kalau ada harga petani yang jatuh juga tolong bisa ditindaklanjuti." Per 20 Maret 2025, Bulog telah memiliki stok beras mencapai 2,1 juta ton, dengan realisasi penyerapan dalam negeri setara beras mencapai 448 ribu ton atau 14,94 persen dari target 3 juta ton.
Bapanas siap membantu pemerintah daerah, khususnya Jawa Tengah, untuk memastikan hasil panen petani terserap secara optimal. Arief menawarkan bantuan untuk menjembatani komunikasi antara petani dan pedagang beras, termasuk pedagang dari Pasar Induk Beras Cipinang. "Bapak dan Ibu bupati dan wali kota, khusus untuk harga yang di tingkat petani jatuh, kita bisa bantu komunikasi agar para pedagang beras bisa serap di daerah Bapak dan Ibu. Kami bisa mengundang pedagang-pedagang misalnya dari Pasar Induk Beras Cipinang untuk serap di Jateng," jelasnya.
Bapanas juga mendorong pemerintah daerah untuk mempersiapkan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD), terutama beras, serta mengalokasikan anggaran dalam APBD untuk subsidi harga pangan. Subsidi ini dapat digunakan untuk operasi pasar murah saat harga pangan mengalami kenaikan.
Dukungan Pemerintah Daerah Jawa Tengah
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyatakan kesiapannya untuk menjaga kualitas gabah yang dihasilkan petani di Jawa Tengah. "Pemerintah sudah berupaya untuk menahan supaya harga (petani) tidak turun, harganya dari Rp6.500, tetapi juga harus kita jaga kualitasnya," kata Wagub.
Kerja sama antara Bapanas dan pemerintah daerah sangat krusial untuk memastikan keberhasilan penyerapan gabah oleh Bulog dan menjaga stabilitas harga serta ketersediaan beras di pasaran. Dengan pengawasan yang ketat terhadap kualitas gabah dan harga di tingkat petani, diharapkan kesejahteraan petani dapat terjamin dan stok pangan nasional tetap tercukupi.
Langkah-langkah konkret yang diambil pemerintah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah akan menjadi kunci keberhasilan upaya ini.