Tragedi di Pandeglang: Warga Ditemukan Tewas di Sumur Setelah Dua Hari Hilang
Saadiah (54), warga Pandeglang, ditemukan meninggal dunia di dalam sumur setelah dilaporkan hilang selama dua hari; proses evakuasi yang sulit karena sumur sempit dan dalam.

Pandeglang, Banten, 19 Februari 2024 - Sebuah tragedi menimpa warga Kampung Kadu Langgong, Desa Cipicung, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Banten. Saadiah (54), ditemukan tewas di dalam sebuah sumur tak jauh dari rumahnya setelah dilaporkan hilang selama dua hari. Kejadian ini mengungkap misteri hilangnya Saadiah yang membuat keluarga dan warga sekitar cemas.
Kronologi kejadian bermula pada Senin, 17 Februari 2024, ketika Saadiah dinyatakan hilang. Keluarga yang panik langsung melakukan pencarian, namun upaya mereka tak membuahkan hasil. Hilangnya Saadiah tanpa jejak menimbulkan tanda tanya besar di tengah warga. Pertanyaan besar pun muncul: apa penyebab Saadiah jatuh ke sumur, bagaimana ia bisa sampai di sana, dan mengapa ia tidak bisa menyelamatkan diri?
Pencarian yang dilakukan keluarga dan warga akhirnya membuahkan hasil pada Rabu, 19 Februari 2024, sekitar pukul 14.25 WIB. Seorang warga yang hendak mengambil air di sumur tersebut menemukan Saadiah dalam kondisi terlungkup di dasar sumur. Penemuan ini langsung dilaporkan ke pihak kepolisian dan Basarnas Banten.
Evakuasi Korban dari Sumur Sedalam 15 Meter
Proses evakuasi korban tidak mudah. Sumur yang sempit dan memiliki kedalaman 15 meter menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyelamat. Tim Basarnas Banten, dibantu oleh warga sekitar, menggunakan peralatan khusus CSR (Confined Space Rescue) system lifting and lowring untuk mengangkat jenazah Saadiah. Proses evakuasi yang membutuhkan kehati-hatian dan keahlian ini berlangsung cukup lama, hingga akhirnya korban berhasil diangkat pada pukul 18.37 WIB.
Kepala Subseksi Siaga dan Operasi Basarnas Banten, Risky Dwianto, menjelaskan kesulitan evakuasi tersebut. "Proses evakuasi korban berjalan cukup lama lantaran posisi sumur cukup sempit, dengan kedalaman mencapai 15 meter," ungkap Risky dalam keterangan tertulisnya. Keberhasilan evakuasi ini berkat kerja sama tim dan peralatan yang memadai.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Saadiah langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Dengan ditemukannya korban, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) dinyatakan selesai. Seluruh tim SAR yang terlibat pun kembali ke kesatuannya masing-masing.
Duka Mendalam Menyelimuti Keluarga
Kepergian Saadiah meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Kehilangan mendadak ini tentu menjadi pukulan berat bagi mereka. Semoga keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan keamanan di sekitar lingkungan tempat tinggal. Sumur-sumur yang tidak terawat dan memiliki potensi bahaya perlu mendapat perhatian lebih agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Pihak berwajib diharapkan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti jatuhnya korban ke dalam sumur. Hal ini penting untuk memberikan kepastian dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini. Amin.