Tren Otomotif Lesu, Pembiayaan Kendaraan Hanya Naik 8 Persen
Penjualan dan pembiayaan kendaraan di Indonesia hanya tumbuh 8 persen di tahun 2024, jauh lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, karena lesunya tren otomotif dan perekonomian global.
Kinerja industri pembiayaan kendaraan di Indonesia pada tahun 2024 kurang maksimal. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mencatat pertumbuhan pembiayaan kendaraan hanya mencapai 8 persen sepanjang tahun lalu. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno, kepada awak media di Jakarta pada Jumat, 24 Januari 2024.
Suwandi menjelaskan, pertumbuhan satu digit ini jauh di bawah angka-angka pertumbuhan sebelumnya dan terjadi di tengah kondisi ekonomi global dan nasional yang menantang. Indonesia pernah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan kendaraan lebih dari 12 persen. Perlambatan ini, menurutnya, sangat dipengaruhi oleh tren industri otomotif.
Tren Mobil Bekas Meningkat
Yang menarik, Suwandi menuturkan bahwa di tengah lesunya penjualan mobil baru, justru pasar mobil bekas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ia mengemukakan perbandingan menarik: "Satu mobil baru, berpotensi ada tiga mobil bekas yang dibiayai. Orang cenderung tidak membeli mobil baru," ujarnya. Kondisi ini menunjukkan pergeseran perilaku konsumen di tengah tantangan ekonomi.
Dampak pada Daya Beli
Kondisi ini, menurut Suwandi, sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong sektor otomotif. "Kalau lapangan pekerjaannya ada, semua orang juga akan butuh kendaraan," tambahnya.
Data OJK Menguatkan
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Juli 2024 mendukung pernyataan APPI. Kredit kendaraan baru hanya tumbuh 7,9 persen (YoY), bahkan sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,1 persen. Data ini menunjukkan tren yang konsisten dengan laporan APPI.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tren otomotif yang kurang menguntungkan di tahun 2024 berdampak signifikan pada industri pembiayaan kendaraan di Indonesia. Pertumbuhan pembiayaan yang hanya mencapai angka satu digit menunjukkan tantangan yang dihadapi sektor ini. Peningkatan lapangan kerja dan perbaikan ekonomi menjadi kunci untuk mendorong kembali pertumbuhan sektor otomotif dan pembiayaannya.