UB Fasilitasi UTBK Disabilitas dengan Riglet dan Screen Reader
Universitas Brawijaya (UB) memfasilitasi 16 peserta UTBK disabilitas dengan riglet dan screen reader, menunjukkan komitmen inklusi dalam seleksi perguruan tinggi.

Universitas Brawijaya (UB) di Malang, Jawa Timur, menunjukkan komitmennya terhadap inklusi dengan menyediakan fasilitas khusus bagi peserta UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) penyandang disabilitas. Sebanyak 16 peserta disabilitas mengikuti UTBK di UB, terdiri dari tuna netra, tuna daksa, dan tuna rungu. Fasilitas yang disediakan berupa riglet, alat bantu ujian untuk tuna netra, dan screen reader, aplikasi yang mengubah teks layar menjadi suara, untuk membantu peserta ujian.
Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Imam Santoso, menyatakan bahwa riglet berupa kertas buram dan screen reader sangat membantu peserta disabilitas dalam mengikuti ujian. Pelaksanaan UTBK bagi peserta disabilitas ini dilakukan di Lab Komputer Gedung B, FISIP UB, yang dipilih karena aksesibilitasnya, termasuk ramp dan guiding block, serta letaknya di lantai dasar. Ujian berlangsung dari tanggal 23 hingga 29 April 2024.
Meskipun tidak ada pendampingan relawan khusus tahun ini, UB mengandalkan teknologi yang lebih canggih, yaitu riglet dan screen reader, untuk memastikan ujian berjalan lancar dan aksesibel bagi semua peserta. Hal ini menunjukkan upaya UB dalam menciptakan lingkungan ujian yang setara dan mendukung bagi semua calon mahasiswa.
Fasilitas dan Kesiapan UTBK UB
UB telah mempersiapkan infrastruktur UTBK secara matang sejak pekan lalu, termasuk simulasi nasional dan pengecekan menyeluruh terhadap jaringan internet dan listrik, kesiapan komputer, dan lokasi ujian. Direktur Direktorat Teknologi Informasi UB, Raden Arief Setyawan, memastikan telah dilakukan finalisasi pemeriksaan infrastruktur, termasuk server dan listrik, serta telah menyiapkan genset dan SOP antisipasi jika terjadi kendala.
Total peserta UTBK di UB mencapai 20.859 orang, dengan 16 diantaranya penyandang disabilitas. Untuk menunjang pelaksanaan ujian, UB menyediakan 1.520 komputer dengan 152 unit cadangan, 474 pengawas ruang, 147 pengawas teknis, dan 60 metal detektor untuk mencegah kecurangan. Pada hari pertama sesi I, tingkat kehadiran peserta mencapai 95,75 persen.
Gedung FISIP dipilih karena aksesibilitasnya yang baik bagi penyandang disabilitas, sesuai dengan komitmen UB untuk menciptakan lingkungan yang inklusif. Fasilitas seperti ramp dan guiding block memastikan para peserta dapat mengakses lokasi ujian dengan mudah dan aman.
Pengawasan dan Keamanan Ujian
Panitia UTBK UB melibatkan pengawas untuk memastikan ujian berjalan dengan tertib dan aman. Setiap peserta disabilitas juga didampingi pengawas selama ujian berlangsung. Penggunaan metal detektor juga bertujuan untuk mencegah kecurangan dan menjaga integritas ujian.
Selain itu, UB juga memastikan kesiapan jaringan internet dan listrik untuk menghindari kendala teknis selama ujian. Kesiapan ini meliputi pengecekan secara menyeluruh dan penyediaan genset sebagai langkah antisipasi.
UB berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua calon mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Penyediaan fasilitas khusus ini merupakan wujud nyata dari komitmen tersebut.
Untuk tahun akademik 2025/2026, UB merencanakan penerimaan mahasiswa baru sebanyak 15.000 orang melalui tiga jalur: jalur undangan (20 persen), jalur tes tulis (30 persen), dan jalur mandiri (30 persen).
Pelaksanaan UTBK di UB berjalan lancar dan tertib berkat persiapan yang matang dan komitmen UB untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua peserta.