Enam Penyandang Disabilitas di Kalsel Berjuang Masuk ULM Lewat SNBT 2025
Enam penyandang disabilitas di Kalimantan Selatan mengikuti seleksi masuk Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melalui SNBT 2025, menunjukkan komitmen kampus inklusif.

Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan komitmennya sebagai kampus inklusif dengan menerima enam pendaftar penyandang disabilitas dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025. Keenam peserta, yang terdiri dari satu penyandang disabilitas tunadaksa dan lima penyandang disabilitas tunarungu, mengikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk memperebutkan kursi di berbagai program studi di ULM. Proses seleksi ini berlangsung selama delapan hari, mulai tanggal 23 hingga 30 April 2025.
Wakil Rektor Bidang Akademik ULM, Iwan Aflanie, menyatakan bahwa ULM telah menyediakan pendamping bagi setiap peserta penyandang disabilitas untuk membantu mereka selama ujian. Hal ini menunjukkan komitmen ULM dalam memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. "Peserta penyandang disabilitas ini terdiri dari satu tunadaksa dan lima tunarungu," ungkap Iwan Aflanie di Banjarmasin, Sabtu (26/4).
Penerimaan peserta penyandang disabilitas di ULM merupakan wujud nyata dari komitmen kampus untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif. ULM berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua calon mahasiswa, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan khusus. "Kampus ini menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, dan tidak mengalami diskriminasi," jelas Iwan Aflanie.
Komitmen ULM sebagai Kampus Inklusif
ULM saat ini menempati posisi kedua nasional sebagai perguruan tinggi negeri dengan jumlah mahasiswa berkebutuhan khusus terbanyak, setelah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Tercatat, terdapat sekitar 40 mahasiswa penyandang disabilitas yang tengah menempuh pendidikan di berbagai program sarjana di ULM. Keberhasilan ULM dalam mengakomodasi mahasiswa berkebutuhan khusus ini menunjukkan keseriusan kampus dalam membangun lingkungan belajar yang inklusif dan aksesibel.
Dengan menyediakan pendampingan dan fasilitas yang memadai, ULM berupaya untuk memastikan bahwa mahasiswa penyandang disabilitas dapat mengikuti perkuliahan dan kegiatan kampus lainnya dengan nyaman dan tanpa hambatan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas dan mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata.
Keberadaan mahasiswa penyandang disabilitas di ULM juga turut memperkaya keberagaman dan dinamika kehidupan kampus. Mereka membawa perspektif dan pengalaman yang unik, yang dapat memperkaya pengalaman belajar bagi seluruh mahasiswa.
Seleksi SNBT 2025 di ULM
Sebanyak 10.129 calon mahasiswa memperebutkan kursi di ULM melalui jalur SNBT 2025. Seleksi ini dilaksanakan melalui UTBK yang berlangsung selama delapan hari. Para calon mahasiswa dapat memilih dari 69 program studi sarjana yang ditawarkan, termasuk program studi Antropologi yang merupakan prodi baru di ULM.
ULM menyediakan 3.550 kursi untuk mahasiswa baru melalui jalur SNBT, dari total 7.512 kursi yang tersedia untuk mahasiswa baru tahun ini. Persaingan yang ketat ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk berkuliah di ULM, yang dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Kalimantan Selatan.
Dengan adanya partisipasi aktif para penyandang disabilitas dalam SNBT 2025, ULM semakin memperkuat komitmennya dalam mewujudkan akses pendidikan yang setara bagi semua. Partisipasi ini juga menjadi bukti nyata bahwa ULM terus berupaya untuk menjadi perguruan tinggi yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan.
Keberadaan enam penyandang disabilitas dalam seleksi SNBT 2025 ini diharapkan dapat menginspirasi perguruan tinggi lain untuk lebih peduli dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi penyandang disabilitas untuk mengenyam pendidikan tinggi.