UMKM Amartha Raih Omzet Rp100 Juta per Bulan dari Ternak Cacing
Lilis Suhartini, UMKM binaan Amartha, sukses raih omzet Rp100 juta per bulan dari usaha ternak cacing yang dimulai 13 tahun lalu, kini ia bahkan telah mampu memasarkan produknya secara online hingga luar Jawa.

Lilis Suhartini, seorang pelaku UMKM binaan Amartha di Jakarta, telah sukses mengembangkan usaha ternak cacingnya hingga menghasilkan omzet fantastis sebesar Rp100 juta per bulan. Perjalanan panjangnya dimulai 13 tahun lalu dengan menjual cacing hidup ke pabrik farmasi, kini usahanya telah berkembang pesat berkat dukungan pendanaan dan pelatihan dari Amartha.
Awalnya, Lilis hanya menjual cacing hidup. Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat peluang untuk memproses cacing menjadi produk lain, yaitu cacing kering dan bubuk cacing. Setelah mengikuti pelatihan selama satu bulan, ia langsung mempraktikkan ilmunya dan hasilnya sangat memuaskan. "Setelah ikut penyuluhan selama satu bulan, Ibu langsung praktik dan ternyata hasilnya bagus. Dari situ, Ibu buat produk cacing kering sama yang bubuk," ungkap Lilis.
Tantangan terbesar yang dihadapi Lilis adalah proses pengeringan cacing yang masih manual dan memakan waktu lama. Ia sempat mencoba mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan lain, namun terkendala biaya administrasi yang tinggi. Namun, titik balik terjadi pada tahun 2023 ketika ia mendapatkan akses permodalan dari Amartha.
Transformasi Usaha Berkat Amartha
Amartha, perusahaan teknologi keuangan yang fokus pada pembiayaan UMKM, memberikan Lilis pinjaman sebesar Rp4 juta tanpa potongan biaya administrasi. Dana tersebut digunakan untuk membeli oven berkapasitas besar yang meningkatkan efisiensi produksi secara signifikan. Tidak hanya itu, Lilis juga mampu menambah jumlah karyawannya hingga empat orang.
Selain pendanaan, Amartha juga memberikan pelatihan bisnis dan keuangan digital kepada Lilis. Pelatihan ini memberdayakan Lilis untuk memasarkan produknya secara lebih luas, termasuk melalui platform e-commerce. "Ibu juga jualan online buat yang bubuk cacing. Pernah kirim ke Jawa Tengah, bahkan sampai ke Flores," tambahnya dengan bangga.
Berkat kerja keras dan dukungan Amartha, kini Lilis mampu menjual cacing jenis Lumbricus rubellus ke pabrik farmasi dengan harga Rp200.000 per kilogram. Bubuk cacing jenis Perionyx excavates juga laris manis di pasaran, dijual dengan harga Rp250.000 per kilogram kepada produsen jamu dan pelanggan e-commerce.
Keberhasilan dan Rencana Masa Depan
Keberhasilan Lilis menginspirasi banyak pelaku UMKM lainnya. Ia berencana untuk terus mengembangkan usahanya dengan memperdalam pemanfaatan teknologi digital. Lilis juga berharap dapat membuka lapangan kerja lebih luas dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Kesuksesan Lilis merupakan bukti nyata kontribusi Amartha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Amartha telah menyalurkan modal usaha kepada 2,8 juta pelaku UMKM senilai Rp28 triliun, dengan sekitar 90 persen pendanaan tersebut diberikan kepada perempuan di 50 ribu desa di Indonesia. Mayoritas mitra Amartha bergerak di sektor perdagangan, pertanian, dan industri rumah tangga, dengan nilai pinjaman mulai dari Rp5 juta.
Kisah sukses Lilis Suhartini menjadi contoh nyata bagaimana akses permodalan dan pelatihan yang tepat dapat mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia. Dengan dukungan teknologi dan pendampingan yang tepat, UMKM di Indonesia mampu bersaing dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.