Untag Surabaya Tuan Rumah Konferensi FISIP Internasional ICoSPACS 2025, Himpun 96 Paper Ilmiah
Untag Surabaya berhasil menjadi tuan rumah Konferensi FISIP Internasional ICoSPACS 2025, membahas nasionalisme di era digital. Simak detail dan dampaknya bagi kebijakan publik!

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sukses menjadi tuan rumah konferensi internasional bergengsi. Acara ini bertajuk The Fourth International Conference on Social, Politics, Administration and Communication Sciences (ICoSPACS 2025).
Konferensi ini diselenggarakan di kampus Untag Surabaya pada 30 Juli, menghadirkan akademisi serta praktisi dari berbagai institusi. ICoSPACS 2025 menjadi forum penting bagi para dekan FISIP dan ketua STISIP se-Indonesia.
Kegiatan ini mengusung tema relevan, yaitu “Nationalism Beyond Borders: Navigating Challenges of the Digital Era in Social and Political Sciences”. Tema tersebut bertujuan merespons dinamika global serta tantangan nasionalisme di era digital yang semakin kompleks.
Sinergi Akademisi dan Pemerintah Kota Surabaya
Penyelenggaraan ICoSPACS 2025 mendapat apresiasi tinggi dari Pemerintah Kota Surabaya. Staf Ahli Wali Kota Surabaya Bidang Pembangunan Ekonomi, Agus Imam Sonhaji, menyatakan dukungan penuh. Ia mewakili Wali Kota Surabaya dalam pembukaan acara tersebut.
Agus menegaskan bahwa Pemerintah Kota Surabaya sangat terbuka terhadap hasil riset dan pemikiran akademik. Kontribusi dari perguruan tinggi diyakini mampu memperkaya formulasi kebijakan publik. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah terhadap kolaborasi dengan sektor pendidikan.
Menurutnya, kekuatan sebuah kota tidak hanya terletak pada infrastruktur fisik. Kekuatan ide dan jejaring yang dibangun melalui forum akademik seperti ini juga sangat krusial. Kehadiran Konferensi FISIP Untag Surabaya secara tidak langsung turut menghidupkan geliat kota.
Relevansi Tema Nasionalisme di Era Digital
Wakil Ketua Umum FK-DISIP Indonesia, Drs. Denny Ramadhany, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya konferensi ini. Ia menekankan pentingnya forum ini dalam menjaga kesinambungan organisasi FK-DISIP. Selain itu, forum ini juga menjadi ruang aktualisasi wawasan keilmuan.
Denny menambahkan bahwa ICoSPACS merupakan platform strategis untuk merespons isu-isu global. Isu-isu tersebut mencakup bidang sosial, politik, administrasi, dan komunikasi. Diskusi yang terjadi diharapkan dapat memberikan solusi inovatif.
Dekan FISIP Untag Surabaya, Dr. Ayun Maduwinarti, M.P., merasa bangga menjadi tuan rumah ICoSPACS 2025. Ia melihat tema tahun ini sangat relevan dengan tantangan era digital yang terus berkembang. Batas-batas geografis semakin memudar akibat derasnya arus informasi.
Ayun berharap acara semacam ini tetap menjadi pilar penting. Tujuannya adalah menjaga stabilitas sosial dan politik di tengah perubahan global. Sinergi antara akademisi dan pemerintah daerah menjadi wujud nyata komitmen bersama.
Wawasan Global dari Pembicara Internasional
Konferensi ini berhasil menghimpun 96 paper ilmiah dari 55 institusi yang berbeda. Sebanyak 58 paper dipresentasikan secara daring, sementara 38 lainnya disajikan secara luring. Peserta berasal dari dalam dan luar negeri, termasuk 50 Dekan FISIP dan Ketua STISIP dari berbagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia.
Salah satu dari enam pembicara pleno adalah Dr. Abdul Aziz dari School of Arts and Social Sciences Monash University Malaysia. Ia memaparkan risetnya mengenai diaspora Rohingya. Risetnya menyoroti bagaimana komunitas tanpa kewarganegaraan memanfaatkan media sosial. Mereka menggunakannya untuk membangun kewarganegaraan transnasional.
Dosen asal Bangladesh tersebut menjelaskan fokus penelitiannya. Ia meneliti bagaimana komunitas terpinggirkan, seperti diaspora dan pengungsi, memanfaatkan platform digital. Platform ini digunakan sebagai sarana inklusi identitas dan akses terhadap wacana kewarganegaraan. Ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi dalam konteks sosial politik global saat ini.