Wagub Gorontalo Bantah Dugaan Jual Beli Ruangan di RSUD Hasri Ainun Habibie
Wakil Gubernur Gorontalo meninjau RSUD Hasri Ainun Habibie untuk klarifikasi dugaan jual beli ruangan pasien yang beredar di media sosial dan memastikan pelayanan berjalan normal.

Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, melakukan peninjauan langsung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hasri Ainun Habibie di Limboto, Kabupaten Gorontalo, pada Sabtu, 10 Mei 2024. Peninjauan ini dilakukan menyusul beredarnya kabar di media sosial mengenai dugaan praktik jual beli ruangan pasien di rumah sakit tersebut. Kunjungan Wagub bertujuan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut dan mengecek langsung pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Setibanya di RSUD, Wagub Idah langsung melakukan pengecekan mulai dari meja registrasi hingga ke ruang rawat inap kelas satu, dua, dan tiga. Ia berinteraksi langsung dengan beberapa pasien untuk mendengarkan pengalaman mereka terkait pelayanan yang diterima. "Saya datang langsung memastikan informasi tersebut, sambil melakukan pengecekan mulai dari ketersediaan ruangan maupun aktivitas pelayanan," jelas Wagub Idah.
Hasil peninjauan menunjukkan bahwa pelayanan di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie berjalan normal dan tidak ditemukan bukti praktik jual beli ruangan seperti yang dituduhkan. Wagub Idah mengamati aktivitas petugas di meja registrasi hingga ketersediaan fasilitas kesehatan yang semuanya berjalan sesuai prosedur. Para pasien yang ditemui juga mengaku mendapatkan pelayanan yang maksimal.
Klarifikasi Pihak RSUD dan Temuan Wagub
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr. Hasri Ainun Habibie, Irma Cahyani, memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar. Ia menjelaskan bahwa informasi mengenai jual beli ruangan tidaklah benar. Kejadian yang beredar di media sosial terjadi karena kesalahpahaman dan keterbatasan jumlah petugas saat itu.
Irma Cahyani menjelaskan bahwa saat keluarga pasien melakukan pendaftaran, petugas sedang melayani pasien lain. Ruangan yang terlihat kosong sebenarnya masih tercatat terisi karena pasien sebelumnya belum sempat diadministrasikan keluar, meskipun sudah dipulangkan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah petugas yang hanya berjumlah tiga orang saat itu.
Meskipun mengakui adanya keterbatasan jumlah petugas sebagai faktor yang dapat mempengaruhi pelayanan, Irma Cahyani menegaskan bahwa kejadian ini menjadi pembelajaran bagi seluruh staf untuk meningkatkan pelayanan. Pihak RSUD juga membuka ruang bagi masyarakat untuk melaporkan jika menemukan praktik yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Wagub Idah menekankan pentingnya pelayanan maksimal kepada masyarakat, terutama dalam situasi darurat. "Ini masalah nyawa manusia, jadi saya harap wajib ditangani dulu apabila ada pasien darurat. Administrasi belakangan," tegas Wagub Idah. Ia juga meminta seluruh pegawai rumah sakit untuk memprioritaskan pelayanan kepada pasien daripada urusan administrasi.
Pentingnya Pelayanan Kesehatan yang Optimal
Peninjauan Wagub Gorontalo ke RSUD dr. Hasri Ainun Habibie menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam mengawasi dan memastikan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya peningkatan sumber daya manusia dan infrastruktur di fasilitas kesehatan agar pelayanan dapat berjalan optimal dan mencegah kesalahpahaman di kemudian hari.
Ke depan, diharapkan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie dapat terus meningkatkan kualitas pelayanannya dan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat Gorontalo. Transparansi dan komunikasi yang baik antara pihak rumah sakit dan masyarakat juga sangat penting untuk mencegah munculnya isu-isu yang tidak berdasar.
Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu mengedepankan komunikasi yang baik dan memastikan informasi yang beredar akurat dan terverifikasi. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat tetap terjaga dan terbangun.