Wakil Ketua DPR Ingatkan: Jangan Lupakan 'Jas Merah' dan 'Jas Hijau', Jasa Ulama Kemerdekaan RI Sangat Besar!
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menekankan pentingnya generasi muda memahami Jasa Ulama Kemerdekaan RI, mengingatkan pesan 'Jas Merah' dan 'Jas Hijau'.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Cucun Ahmad Syamsurijal, menegaskan pentingnya generasi muda untuk senantiasa mengingat sejarah perjuangan bangsa. Pernyataan ini secara khusus menyoroti peran sentral para ulama dan santri dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang patut terus dikenang.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Cucun dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan RI. Acara penting ini diselenggarakan di Pondok Pesantren Sa'adatuddaroin, yang berlokasi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada hari Minggu lalu.
Cucun secara lugas mengingatkan kembali pesan ikonik dari Presiden Soekarno, "Jas Merah" atau "jangan sekali-kali melupakan sejarah". Ia kemudian menambahkan frasa yang tak kalah penting, "Jas Hijau", yang berarti "jangan sekali-kali melupakan jasa ulama", untuk menekankan kontribusi tak ternilai dari tokoh agama.
Peran Sentral Ulama dalam Perjuangan Bangsa
Perjuangan para kiai, ulama, dan santri merupakan bagian integral dari perjalanan panjang bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Kontribusi mereka patut terus dikenang dan diajarkan kepada generasi muda agar nilai-nilai luhur perjuangan tidak pudar ditelan waktu. Mereka tidak hanya berperan sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai motor penggerak perlawanan fisik.
Cucun menyoroti beberapa peristiwa krusial dalam sejarah kemerdekaan yang menunjukkan peran ulama dan santri sebagai garda terdepan. Misalnya, dalam peristiwa heroik 10 November di Surabaya, ulama dan santri berada di barisan paling depan, mengobarkan semangat jihad melawan penjajah. Demikian pula, dalam peristiwa Bandung Lautan Api, gerakan santri dan pesantren turut serta secara aktif, menunjukkan dedikasi mereka pada bangsa.
Dukungan ulama juga terbukti vital dalam perjuangan tokoh-tokoh daerah seperti Cut Nyak Dien dan para pangeran di berbagai wilayah Nusantara. Keterlibatan mereka memberikan legitimasi spiritual dan moral, menggalang dukungan rakyat, serta memperkuat barisan perlawanan. Jasa ulama kemerdekaan RI tidak bisa dipisahkan dari narasi besar perjuangan bangsa.
Melengkapi Catatan Sejarah Nasional
Cucun berharap catatan sejarah Indonesia di masa mendatang dapat disusun secara lebih komprehensif, dengan mengakui secara penuh peran ulama dan santri. Ia menilai bahwa masih terdapat "lubang-lubang" dalam sejarah resmi yang perlu dilengkapi agar gambaran perjuangan menjadi utuh dan tidak terdistorsi. Hal ini penting agar generasi muda tidak hanya mengenang peristiwa, tetapi juga memahami siapa saja aktor penting di balik kemerdekaan.
Menurutnya, revisi sejarah bukan berarti mengurangi fakta yang ada, melainkan menambah dan memperkaya narasi dengan perspektif yang lebih lengkap. Peran ulama harus disampaikan secara gamblang karena merekalah salah satu penopang utama berdirinya republik ini. Pengakuan ini akan memberikan apresiasi yang layak terhadap kontribusi mereka yang seringkali terabaikan.
Penanaman kesadaran sejarah dan penghargaan terhadap jasa ulama kepada para santri merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan kebangsaan. Spirit nasionalisme yang tumbuh dari lingkungan pesantren harus terus dipupuk. Semangat pengabdian untuk Indonesia yang diwariskan oleh para ulama dan santri adalah fondasi kuat bagi masa depan bangsa.
Nasionalisme dari Pesantren dan Pengabdian untuk Indonesia
Cucun selalu mengingatkan kepada para santri untuk tidak sekali-kali melupakan sejarah, dan yang terpenting, jangan sekali-kali melupakan jasa ulama. Pesan ini menjadi pengingat bahwa akar nasionalisme di Indonesia banyak tumbuh dari lingkungan pesantren, tempat nilai-nilai kebangsaan diajarkan bersamaan dengan ilmu agama.
Dari santri, lahir semangat nasionalisme dan pengabdian yang tulus untuk Indonesia. Mereka adalah pewaris tradisi perjuangan yang tidak hanya berjuang di medan perang, tetapi juga melalui pendidikan dan dakwah. Jasa ulama kemerdekaan RI adalah bukti nyata bahwa semangat keagamaan dapat bersinergi dengan semangat kebangsaan demi cita-cita luhur.