Wamen PPPA: Perencanaan Keluarga Matang, Kunci Anak Berkualitas
Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan, menekankan pentingnya perencanaan keluarga matang untuk menghasilkan anak-anak berkualitas, termasuk kesetaraan gender dan pencegahan stunting.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan, menyerukan pentingnya perencanaan keluarga yang matang bagi setiap pasangan. Hal ini disampaikannya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (2/5), seusai menghadiri kegiatan panen padi di Desa Nagasepaha, Kabupaten Buleleng, Bali. Wamen PPPA menekankan bahwa memiliki anak bukan sekadar soal jumlah, melainkan juga tentang kualitas tumbuh kembang anak yang harus diprioritaskan.
âKita semua harus punya pola pikir baru bahwa memiliki anak harus dibarengi dengan perencanaan keluarga yang matang agar anak-anak yang dilahirkan terpenuhi kualitas tumbuh kembangnya,â ujar Wamen PPPA Veronica Tan. Pernyataan tersebut menggarisbawahi perlunya pertimbangan matang sebelum memiliki anak, memperhatikan berbagai faktor yang memengaruhi kesejahteraan anak.
Lebih lanjut, Wamen PPPA menjelaskan bahwa tanggung jawab utama atas tumbuh kembang anak berada di pundak orang tua. Oleh karena itu, perencanaan yang matang sangat krusial. Ini termasuk mempertimbangkan kemampuan ekonomi keluarga dan komitmen untuk memberikan kesetaraan bagi anak laki-laki dan perempuan.
Perencanaan Keluarga: Kualitas, Bukan Kuantitas
Wamen PPPA Veronica Tan menegaskan bahwa memiliki anak merupakan hak setiap pasangan, namun jumlah anak bukanlah satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan. âMau punya anak berapa pun, itu hak tiap orang tua, tetapi pertimbangkan juga kemampuan ekonomi orang tua dan kemampuan untuk memberi kesetaraan yang sama antara anak laki-laki dan anak perempuan,â tegasnya. Hal ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara jumlah anak dan kemampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Selain aspek ekonomi dan kesetaraan gender, pencegahan stunting juga menjadi sorotan penting. Keluarga berkualitas, menurut Wamen PPPA, harus mampu memberikan gizi yang baik bagi anak-anaknya untuk mencegah masalah gizi kronis ini. Ini menunjukkan komitmen untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.
Wamen PPPA juga menyoroti peran perempuan dalam keluarga yang seringkali tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai tulang punggung ekonomi keluarga. âBanyak sekali perempuan yang berjuang sebagai tulang punggung keluarga. Selain sebagai tulang punggung keluarga, perempuan juga dituntut dapat menjadi manajer keluarga,â katanya. Pernyataan ini menyoroti beban ganda yang seringkali dipikul perempuan dan perlunya pengakuan atas kontribusi mereka.
Peran Perempuan dalam Pembangunan
Veronica Tan juga menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan di daerah. Ia meminta pemerintah daerah untuk melibatkan perempuan minimal 30 persen dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). âSaya titip ke pemerintah daerah, libatkan perempuan minimal 30 persen dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Suara mereka berharga dan harus dipertimbangkan,â pesannya. Hal ini menunjukkan komitmen untuk memastikan suara perempuan didengar dan dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
Pernyataan Wamen PPPA ini menggarisbawahi pentingnya perencanaan keluarga yang komprehensif, memperhatikan aspek ekonomi, kesetaraan gender, kesehatan anak, dan peran perempuan dalam pembangunan. Dengan perencanaan yang matang, diharapkan dapat tercipta keluarga yang berkualitas dan anak-anak yang tumbuh kembangnya optimal.
Lebih jauh, Wamen PPPA menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung keluarga Indonesia. Keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam program-program yang mendukung perencanaan keluarga dan pemberdayaan perempuan sangatlah penting untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk menciptakan keluarga berkualitas membutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat.