Warga Sembalun Desak Pengelolaan Mandiri Pintu Pendakian Rinjani
Solidaritas Masyarakat Peduli Sembalun (SMPS) mendesak pemerintah daerah Lombok Timur untuk memberikan pengelolaan mandiri pintu pendakian Gunung Rinjani di Sembalun agar lebih berkelanjutan dan mensejahterakan warga.

Mataram, 10 April 2024 - Solidaritas Masyarakat Peduli Sembalun (SMPS) di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyerukan pemerintah daerah untuk segera menerbitkan regulasi yang memungkinkan pengelolaan mandiri pintu pendakian Gunung Rinjani di wilayah mereka. Desakan ini muncul akibat dominasi kelompok tertentu yang dianggap mengeksploitasi potensi wisata tanpa memperhatikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat Sembalun. Siapa yang terlibat? SMPS, pemerintah daerah Lombok Timur, dan kelompok ATOS. Di mana? Sembalun, Lombok Timur, NTB. Kapan? Desakan ini disampaikan pada 10 April 2024. Mengapa? Karena dominasi kelompok tertentu yang tidak mendukung visi pembangunan pariwisata berkelanjutan. Bagaimana? Dengan mendesak pemerintah daerah menerbitkan regulasi yang memungkinkan pengelolaan mandiri.
Ketua SMPS, Handanil, mengungkapkan bahwa kelompok yang disebut ATOS hanya fokus pada keuntungan kelompoknya sendiri. Praktik ini dinilai merugikan masyarakat Sembalun yang selama ini menjadi tulang punggung pariwisata Gunung Rinjani melalui jalur pendakian Sembalun. Keinginan untuk pengelolaan mandiri ini dilandasi oleh harapan untuk meningkatkan kualitas wisata dan kesejahteraan masyarakat setempat. Mereka menilai, sistem yang ada saat ini tidak memberikan dampak positif bagi Sembalun, bahkan justru menimbulkan pencemaran lingkungan.
Permintaan pengelolaan mandiri pintu pendakian Gunung Rinjani di Sembalun bukan tanpa alasan. SMPS menilai, dominasi kelompok tertentu telah menyebabkan ketidakadilan dan kerugian bagi masyarakat lokal. Mereka berharap, dengan pengelolaan mandiri, potensi wisata Gunung Rinjani dapat dikelola secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Sembalun.
Dominasi Kelompok Tertentu dan Harapan Wisata Berkelanjutan
Handanil menjelaskan lebih lanjut bahwa kelompok ATOS selalu bersikap eksklusif dan mendominasi pengelolaan wisatawan asing yang melakukan pendakian. Kondisi ini dinilai merugikan masyarakat Sembalun yang seharusnya mendapatkan manfaat lebih besar dari sektor pariwisata. Mereka berharap pengelolaan mandiri dapat menciptakan sistem yang lebih adil dan transparan.
Selain itu, SMPS juga menyoroti permasalahan di jalur pendakian Senaru yang menjual tiket dengan harga murah dan hanya fokus pada kuantitas. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan dan tidak memberikan dampak positif bagi Sembalun, meskipun jalur Sembalun menjadi jalur pendakian paling ramai. Mereka ingin mengubah paradigma ini dengan menerapkan sistem wisata premium yang berkelanjutan.
Forum Wisata Lingkar Rinjani (FWLR), yang seharusnya menjadi wadah pemersatu, justru sering diwarnai kericuhan yang dipicu oleh kelompok yang sama. Oleh karena itu, pengelolaan mandiri dianggap sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dan mewujudkan Sembalun sebagai destinasi wisata premium.
Dukungan terhadap Pengelolaan Mandiri dan Penegakan Aturan
SMPS menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah terhadap konsep pariwisata berkelanjutan. Mereka berpendapat bahwa wisata murah cenderung menimbulkan dampak negatif yang lebih besar daripada manfaatnya, terutama terkait lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pengelolaan mandiri diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pendaki Rinjani (APPR), Hamka Abdul Malik, menyatakan dukungannya terhadap pengelolaan mandiri pintu pendakian Sembalun. Ia juga meminta Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) untuk menindak tegas para pelaku usaha yang melakukan pendakian ilegal dan tidak patuh terhadap regulasi yang berlaku. Dukungan ini menunjukkan adanya konsensus di kalangan pelaku usaha pariwisata untuk perbaikan pengelolaan wisata Gunung Rinjani.
Dengan pengelolaan mandiri, diharapkan dapat memberdayakan pengusaha lokal dan meningkatkan kualitas wisata di Sembalun. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mewujudkan Sembalun dan Gunung Rinjani sebagai destinasi wisata premium yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Pendekatan ini diharapkan dapat menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengelolaan wisata Gunung Rinjani.
Harapannya, dengan pengelolaan yang lebih terarah dan berkelanjutan, Gunung Rinjani tetap lestari dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat sekitar, khususnya warga Sembalun.