Waspada Depresi Anak: Kenali Faktor Risiko dan Gejalanya
Dokter Citra Rahmadani dari RSJD Atma Husada Samarinda mengingatkan pentingnya mengenali faktor risiko depresi pada anak, termasuk stres, lingkungan, dan genetik, serta gejala seperti perubahan suasana hati dan gangguan tidur, dan mendorong komunikasi ter
Depresi pada anak bukan hal yang bisa dianggap sepele. Dokter Citra Rahmadani dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur, baru-baru ini menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap masalah kesehatan mental ini pada anak-anak. Pernyataan ini disampaikan pada Minggu, 19 Januari 2024 di Samarinda.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun rentan mengalami depresi. Kondisi ini dapat sangat mengganggu perkembangan dan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk memahami faktor-faktor risiko dan tanda-tandanya.
Menurut dr. Citra, beberapa faktor utama yang dapat memicu depresi pada anak antara lain stres, lingkungan sekitar, dan faktor genetik. Stres bisa berasal dari tekanan internal anak, seperti kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah atau aktivitas harian. Lingkungan, terutama keluarga dan pertemanan, juga memainkan peran krusial. Selain itu, faktor keturunan atau genetik juga meningkatkan risiko depresi pada anak.
Peran orang tua sangat penting dalam mendeteksi dini depresi pada anak. "Orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku anak. Perubahan sekecil apapun jangan dianggap remeh," tegas dr. Citra. Komunikasi yang terbuka dan suportif antara orang tua dan anak sangat dibutuhkan. Jangan sampai keluhan anak diabaikan; dengarkan dan berikan dukungan yang mereka butuhkan.
Depresi pada anak bisa berdampak serius jika dibiarkan. Jika tidak ditangani secara tepat, depresi dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup anak, bahkan berpotensi menyebabkan tindakan yang membahayakan diri sendiri. Keparahan depresi pun beragam, mulai dari ringan hingga berat.
Gejala depresi pada anak cukup beragam. Beberapa di antaranya meliputi perubahan suasana hati yang drastis, kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai, gangguan pola tidur, dan kesulitan berkonsentrasi. Jika gejala-gejala ini muncul terus menerus selama minimal dua minggu, segera konsultasikan dengan tenaga profesional kesehatan mental.
Dr. Citra mengimbau masyarakat untuk lebih peduli pada kesehatan mental anak. "Kenali faktor risiko dan gejala depresi pada anak. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan," pesannya. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk memastikan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Kesimpulannya, depresi pada anak merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian bersama. Pentingnya peran orang tua dalam mendeteksi dini, komunikasi terbuka, dan tidak ragu mencari bantuan profesional jika diperlukan sangat ditekankan. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman kita terhadap isu ini, kita dapat membantu melindungi kesehatan mental anak-anak kita.