Waspada Longsor! BPBD Temanggung Imbau Warga Lereng Gunung Mengungsi
BPBD Temanggung mengingatkan warga di lereng gunung untuk waspada potensi longsor dan mengungsi jika menemukan tanda-tanda bahaya, khususnya di 14 kecamatan rawan bencana.
![Waspada Longsor! BPBD Temanggung Imbau Warga Lereng Gunung Mengungsi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230313.079-waspada-longsor-bpbd-temanggung-imbau-warga-lereng-gunung-mengungsi-1.jpg)
Masyarakat di Kabupaten Temanggung, khususnya yang bermukim di daerah lereng gunung, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana longsor. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Totok Nursetyanto, menyusul meningkatnya risiko longsor akibat kondisi geografis dan cuaca.
Waspada Tanda-tanda Bahaya
Totok Nursetyanto menekankan pentingnya kewaspadaan warga terhadap perubahan lingkungan sekitar. "Apabila masyarakat yang tinggal di daerah lereng atau tebing melihat adanya rekahan tanah atau tanda-tanda lain yang berpotensi longsor, lebih baik mengungsi untuk sementara waktu," ujarnya dalam pernyataan di Temanggung, Kamis lalu. Langkah antisipasi ini dinilai krusial untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.
Kabupaten Temanggung, yang dikenal sebagai wilayah pegunungan, memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Dari 20 kecamatan yang ada, sebanyak 14 di antaranya masuk kategori rawan bencana, termasuk longsor. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain Gemawang, Kaloran, Kandangan, Bejen, Tretep, Kledung, dan Pringsurat. Warga di daerah-daerah ini perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
Penanganan Longsor di Parakan
Saat ini, BPBD Temanggung tengah fokus menangani longsor yang terjadi di tebing sungai yang berbatasan dengan ruas jalan nasional Temanggung-Wonosobo, tepatnya di Desa Catgawen, Kecamatan Parakan. Longsor yang terjadi mengakibatkan tebing setinggi 20 meter dan lebar 25 meter ambrol. Diduga, tanah yang labil tersebut tidak mampu menahan beban air hujan dan air tumpahan dari jalan raya saat hujan deras.
"Kemungkinan memang tanah yang labil itu tidak kuat menahan air hujan maupun air tumpahan dari jalan saat terjadi hujan," jelas Totok Nursetyanto. Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat potensi longsor susulan dan ancaman terhadap keselamatan pengguna jalan.
Langkah-langkah Antisipasi
Sebagai upaya penanganan darurat, BPBD dan Satlantas Polres Temanggung telah melakukan beberapa langkah. Di sepanjang jalan yang terdampak longsor, telah dipasang garis pengaman untuk mencegah kendaraan mendekat ke area rawan. Selain itu, karung-karung berisi pasir juga ditempatkan untuk menanggulangi aliran air dan mencegahnya masuk ke lokasi longsor. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalisir risiko dan memastikan keselamatan pengguna jalan.
BPBD Temanggung juga mengimbau masyarakat untuk aktif memantau kondisi lingkungan sekitar dan melaporkan setiap potensi bahaya kepada pihak berwenang. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah sangat penting dalam upaya mitigasi bencana dan penanggulangan longsor. Informasi dan edukasi kepada masyarakat terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam.
Dengan kondisi geografis Temanggung yang rawan bencana, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa akibat longsor. Pemantauan lingkungan secara berkala dan tindakan antisipasi dini sangat direkomendasikan bagi warga yang tinggal di daerah lereng dan tebing.
Kesimpulan
Imbauan dari BPBD Temanggung untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor perlu direspons serius oleh masyarakat. Dengan memahami tanda-tanda bahaya dan mengambil langkah antisipasi yang tepat, diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh bencana longsor. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat penting dalam upaya mitigasi bencana dan menjaga keselamatan bersama.