Waspada! PVMBG Imbau Bahaya Banjir Lahar Pasca-Erupsi Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki
PVMBG mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki pasca-erupsi dahsyat. Apa saja wilayah yang berpotensi terdampak?

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan imbauan serius kepada masyarakat terkait potensi bahaya banjir lahar hujan. Peringatan ini disampaikan menyusul serangkaian erupsi yang terjadi pada Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (1/8) malam dan Sabtu (2/8) dini hari. Warga yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak gunung diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Emanuel Rofinus Bere, petugas pengamat Gunung Lewotobi Laki-Laki, menegaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi dapat memicu terjadinya banjir lahar. Imbauan ini menjadi krusial mengingat karakteristik material vulkanik yang mudah terbawa air saat hujan deras. Kesiapsiagaan masyarakat diharapkan dapat meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh fenomena alam ini.
Beberapa desa yang diidentifikasi memiliki risiko tinggi terhadap ancaman banjir lahar hujan meliputi Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, serta Nawakote. PVMBG secara spesifik menyebutkan nama-nama desa ini agar masyarakat di wilayah tersebut dapat mengambil langkah antisipasi yang diperlukan. Kewaspadaan kolektif menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana ini.
Potensi Banjir Lahar Hujan dan Wilayah Terdampak
Ancaman banjir lahar hujan menjadi perhatian utama PVMBG setelah Gunung Lewotobi Laki-Laki menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Material piroklastik yang menumpuk di lereng gunung berpotensi besar untuk terbawa aliran air saat curah hujan tinggi. Fenomena ini dapat menyebabkan aliran lumpur dan bebatuan yang sangat merusak, mengancam permukiman dan infrastruktur di sekitarnya.
Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi terkini dari otoritas berwenang dan menjauhi area sungai saat hujan deras. Kesiapsiagaan dini, seperti menyiapkan jalur evakuasi dan barang-barang penting, sangat dianjurkan. Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat juga penting untuk memastikan respons cepat jika terjadi kondisi darurat.
Daftar desa yang perlu mewaspadai potensi banjir lahar hujan secara khusus adalah:
- Dulipali
- Padang Pasir
- Nobo
- Nurabelen
- Klatanlo
- Hokeng Jaya
- Boru
- Nawakote
Pemerintah daerah dan PVMBG terus berkoordinasi untuk memantau situasi dan memberikan informasi terbaru kepada warga. Edukasi mengenai mitigasi bencana juga terus digencarkan agar masyarakat memahami langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi potensi banjir lahar.
Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki menunjukkan aktivitas erupsi yang intens pada Jumat malam dan Sabtu dini hari. Erupsi pertama terjadi pada Jumat (1/8) pukul 20.45 WITA dengan ketinggian kolom abu mencapai 10.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu tebal dan condong ke arah Barat serta Barat Laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sekitar 3 menit 40 detik. Suara gemuruh disertai dentuman yang sangat kuat terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, menunjukkan intensitas letusan yang signifikan.
Aktivitas erupsi kembali terjadi pada Sabtu (2/8) dini hari pukul 01.26 WITA, kali ini dengan ketinggian kolom abu yang lebih fantastis, mencapai 18.000 meter di atas puncak. Kolom abu pada erupsi kedua ini berwarna kelabu hingga hitam pekat, condong ke arah Barat Daya, Barat, dan Barat Laut. Erupsi kedua ini terekam dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi yang lebih lama, sekitar 14 menit 5 detik.
Imbauan Keselamatan dan Status Gunung
Selain peringatan banjir lahar, PVMBG juga mengeluarkan imbauan penting lainnya bagi masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki serta pengunjung atau wisatawan. Masyarakat dilarang keras untuk beraktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi. Larangan ini diperluas hingga tujuh kilometer untuk sektoral Barat Daya - Timur Laut, mengingat arah sebaran abu vulkanik.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang dan hanya mengikuti arahan dari pemerintah daerah serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Informasi resmi hanya akan disampaikan melalui kanal-kanal yang valid untuk menghindari kepanikan dan informasi yang salah.
Penggunaan masker penutup hidung dan mulut juga sangat dianjurkan untuk melindungi saluran pernapasan dari bahaya abu vulkanik. Abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi mata, gangguan pernapasan, hingga masalah kesehatan yang lebih serius jika terhirup dalam jangka panjang. Sampai saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada pada Level IV atau Awas, menandakan tingkat bahaya yang sangat tinggi.