WVI dan Dinkes Mimika Perkuat Agen Lokal Lawan Stunting
Wahana Visi Indonesia (WVI), Dinkes Mimika, dan PT Freeport Indonesia berkolaborasi melatih agen perubahan lokal untuk menurunkan angka stunting di Mimika dan Asmat, Papua, dengan fokus pada kesetaraan gender dan inklusi sosial.
Timika, 30 Januari 2024 - Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika dan PT Freeport Indonesia menggelar pelatihan untuk meningkatkan kapasitas agen perubahan lokal dalam upaya pencegahan stunting. Pelatihan ini bertujuan memberdayakan masyarakat agar lebih efektif dalam menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.
Menurut Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Mimika, Frans Kambu, penanganan stunting membutuhkan komunikasi efektif untuk membangun lingkungan yang mendukung. Supaya program percepatan penurunan stunting berjalan lancar, diperlukan kerjasama berbagai pihak. Hal ini penting untuk memastikan program tersebut efisien dan efektif.
Kambu menekankan pentingnya peran agen perubahan, termasuk tenaga kesehatan, tokoh agama, adat, masyarakat, dan remaja. Mereka menjadi kunci dalam mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi, khususnya untuk menjangkau kelompok rentan seperti masyarakat adat atau keluarga kurang mampu. Akses layanan kesehatan yang merata, termasuk gizi seimbang, mutlak diperlukan.
Keluarga miskin dan terpinggirkan lebih rentan terhadap stunting. Oleh karena itu, pemberdayaan komunitas dan kebijakan kesehatan yang inklusif sangat penting. Dengan melibatkan semua pihak, diharapkan program penurunan stunting dapat berjalan lebih optimal dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Barnabas Jony Wae, Capacity Building and Partnering Specialist WVI, menjelaskan pelatihan diikuti peserta dari 10 kampung dan satu kelurahan di Mimika, serta empat kampung dan satu distrik di Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Pelatihan ini sangat penting untuk membekali agen perubahan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Salah satu materi penting yang diberikan adalah Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI). Pendekatan ini mengintegrasikan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam upaya pencegahan stunting. Dengan memahami GEDSI, para agen perubahan diharapkan mampu lebih efektif dalam menjangkau dan memberdayakan kelompok-kelompok yang rentan.
Para agen perubahan juga mendapat pelatihan advokasi. Keterampilan advokasi ini akan membantu mereka dalam memperjuangkan akses layanan kesehatan dan gizi bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil dan tertinggal. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan ini, diharapkan para agen perubahan mampu menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan efektif di lapangan.
Inisiatif kolaboratif antara WVI, Dinkes Mimika, dan PT Freeport Indonesia ini menunjukkan komitmen nyata untuk memberantas stunting. Dengan memberdayakan masyarakat lokal, diharapkan upaya penurunan stunting di Mimika dan Asmat dapat mencapai hasil yang maksimal dan berkelanjutan. Pendekatan holistik dan partisipatif ini diyakini sebagai kunci keberhasilan.