Diabetes Anak dan Remaja? Dokter Sarankan Konsumsi Gula Alami saat Berbuka Puasa
Dokter spesialis anak menyarankan pasien diabetes anak dan remaja mengonsumsi makanan dengan gula alami seperti kurma dan buah-buahan saat berbuka puasa untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Jakarta, 4 Maret 2024 (ANTARA) - Seorang dokter spesialis anak subspesialis endokrin, Dr. dr. Harjoedi Adji Tjahjono, memberikan anjuran penting bagi pasien diabetes anak dan remaja, khususnya selama bulan Ramadan. Ia menyarankan agar mereka mengonsumsi makanan dengan kandungan gula alami saat berbuka puasa untuk menjaga kestabilan kadar gula darah. Anjuran ini disampaikan dalam webinar di Jakarta, Selasa lalu. Hal ini penting karena mengelola kadar gula darah pada anak dan remaja penderita diabetes memerlukan perhatian khusus.
Menurut Dr. Harjoedi, "Makanan manis tidak harus mengandung gula tambahan atau gula tinggi." Ia menekankan pentingnya memilih sumber gula alami yang lebih sehat dan membantu menjaga stabilitas gula darah. Anjuran ini memberikan alternatif bagi orang tua yang ingin memberikan makanan manis kepada anak-anak mereka yang mengidap diabetes tanpa meningkatkan risiko lonjakan gula darah yang berbahaya.
Lebih lanjut, dokter tersebut menjelaskan pentingnya pendekatan yang tepat dalam mengatur pola makan pasien diabetes anak dan remaja. Bukan sekadar menghindari gula sepenuhnya, tetapi memilih jenis gula dan makanan yang tepat untuk meminimalisir dampak negatif terhadap kadar gula darah. Pendekatan ini menekankan pentingnya edukasi dan pemahaman yang komprehensif bagi orang tua dan pasien muda dalam mengelola penyakit kronis ini.
Menu Sehat untuk Pasien Diabetes Anak dan Remaja
Dr. Harjoedi menyarankan beberapa pilihan makanan yang kaya akan gula alami dan serat, sehingga dapat meningkatkan gula darah secara perlahan dan stabil. Kurma, misalnya, merupakan pilihan yang baik karena kaya akan gula dan serat. Buah-buahan lain seperti apel, pir, dan jeruk juga direkomendasikan karena mengandung serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. Konsumsi buah-buahan ini memberikan asupan nutrisi yang seimbang tanpa beban gula berlebih.
Selain buah-buahan, smoothie buah-buahan tanpa gula tambahan juga bisa menjadi pilihan. Tambahkan yogurt rendah lemak dan sedikit madu untuk menambah cita rasa. Yogurt mengandung protein dan prebiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan. Puding almond dan puding chia juga bisa menjadi alternatif pilihan makanan penutup yang sehat dan membantu mengendalikan gula darah.
Untuk memenuhi kebutuhan energi tanpa meningkatkan risiko hipoglikemia, Dr. Harjoedi menganjurkan konsumsi karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks seperti nasi merah, nasi putih (dalam jumlah terkontrol), kacang-kacangan, dan biji-bijian dicerna lebih lambat oleh tubuh, sehingga melepaskan gula ke dalam darah secara bertahap dan memberikan energi yang lebih tahan lama. Serat yang terkandung dalam karbohidrat kompleks juga membantu menjaga stabilitas gula darah.
Protein dan lemak sehat juga penting dalam menu makanan pasien diabetes. Sumber protein yang baik antara lain ayam, ikan, telur, tempe, dan tahu. Sementara itu, lemak sehat dapat diperoleh dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Kombinasi nutrisi ini memastikan asupan gizi yang seimbang dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Hindari Pemanis Tambahan dan Pilih Gula Alami
Dr. Harjoedi dengan tegas menyarankan agar menghindari penggunaan pemanis tambahan dalam makanan dan minuman. Ia menekankan pentingnya memilih makanan dan minuman dengan pemanis alami untuk menjaga kesehatan dan mencegah lonjakan gula darah yang tidak terkontrol. Pilihan makanan dan minuman yang bijak merupakan kunci utama dalam mengelola diabetes, terutama pada anak dan remaja.
Secara keseluruhan, anjuran Dr. Harjoedi menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam mengelola diabetes pada anak dan remaja. Bukan hanya sekadar menghindari gula, tetapi juga memilih jenis makanan yang tepat, memperhatikan komposisi nutrisi, dan menjaga keseimbangan asupan energi. Dengan pola makan yang tepat dan terkontrol, pasien diabetes anak dan remaja dapat tetap sehat dan aktif menjalani kehidupan sehari-hari.