Keselamatan di Jalan Raya: Rifat Sungkar Tekankan Kesadaran Diri sebagai Kunci Utama
Wakil Ketua IMI Rifat Sungkar menekankan pentingnya kesadaran diri dan saling menghormati di jalan raya untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.

Jakarta, 3 Maret 2024 (ANTARA) - Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bidang Mobilitas, Rifat Sungkar, menyoroti pentingnya kesadaran diri dalam berkendara sebagai kunci utama terciptanya keamanan di jalan raya. Pernyataan ini disampaikannya kepada ANTARA di Jakarta, Senin lalu, menanggapi meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.
Rifat Sungkar menekankan bahwa jalan raya bukanlah lahan pribadi. Kesadaran akan hal ini menjadi dasar penting dalam menciptakan suasana berkendara yang aman dan saling menghormati antar pengguna jalan. Menurutnya, pemahaman ini seringkali kurang diterapkan, sehingga memicu perilaku agresif dan membahayakan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tekanan waktu seringkali menjadi pemicu utama perilaku berkendara yang agresif. "Misalnya, saya tahu perjalanan dari sini ke rumah saya butuh waktu sejam. Kalau buru-buru dan memaksakan diri, saya bisa terpengaruh oleh emosi. Tapi kalau saya tidak tergesa-gesa, waktu yang saya habiskan tidak akan mempengaruhi karena saya lebih tenang," ujar Rifat.
Kesadaran Berkendara dan Saling Menghormati
Sebagai seorang pembalap profesional, Rifat Sungkar menegaskan bahwa jalan raya bukanlah arena balap. Ia mengimbau pengendara untuk tidak terpancing emosi meskipun bertemu dengan pengendara lain yang melakukan manuver agresif. Sikap saling menghormati dan pengendalian emosi sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Rifat juga menekankan pentingnya memahami tatanan prioritas di jalan raya. Prioritas pejalan kaki, pesepeda, pengendara sepeda motor, dan mobil harus dipatuhi. "Indonesia kadang menganggap siapa yang lebih kuat akan menang. Tapi seharusnya, kita harus menciptakan suasana yang baik dan aman untuk semua orang di jalan," tegasnya.
Selain kesadaran individu, Rifat juga menyoroti pentingnya regulasi dan penegakan hukum yang lebih ketat. Kendaraan yang tidak sesuai standar, seperti truk ODOL (Over Dimension Over Loading), menjadi perhatian serius karena sangat berisiko dan meningkatkan potensi kecelakaan.
Peran Pemerintah dan Penerapan SIM yang Lebih Ketat
Rifat menyarankan agar pemerintah menerapkan sistem pengujian Surat Izin Mengemudi (SIM) yang lebih ketat dan bertahap. Menurutnya, sistem yang terlalu mudah mendapatkan SIM di Indonesia perlu dibenahi. "Di Indonesia, mengurus SIM terlalu mudah. Seharusnya ada jenjang untuk setiap tipe SIM. Seperti dulu, seseorang harus menunggu beberapa tahun untuk naik kelas SIM. Dengan begitu, pengalaman dan keterampilan pengemudi bisa lebih terasah," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa penerapan sistem yang lebih ketat ini bukan hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk keselamatan pengguna jalan lainnya. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta budaya berkendara yang lebih aman dan tertib di jalan raya.
Kesimpulannya, Rifat Sungkar mengajak seluruh pengendara untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam berkendara. Kesadaran diri, saling menghormati, dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas adalah kunci utama untuk menciptakan keamanan dan keselamatan di jalan raya Indonesia. Peran pemerintah dalam meningkatkan regulasi dan penegakan hukum juga sangat penting dalam mendukung upaya ini.