Ketika Thailand Berkonflik, Peluang Wisata Indonesia Terbuka Lebar Tarik Wisatawan Mancanegara
Konflik di Thailand dan Kamboja membuka Peluang Wisata Indonesia untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara. Apakah Tanah Air siap memanfaatkan momen ini?

Jakarta – Dinamika geopolitik di Asia Tenggara, khususnya konflik yang melibatkan Thailand dan Kamboja, secara tidak langsung membuka peluang signifikan bagi sektor pariwisata Indonesia. Konflik ini berpotensi mengalihkan perhatian wisatawan mancanegara yang sebelumnya menjadikan Thailand sebagai destinasi utama. Indonesia, dengan stabilitas politiknya, kini memiliki kesempatan emas untuk memposisikan diri sebagai alternatif destinasi yang aman dan menarik.
Dewan Pakar Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) Bidang Pariwisata, Taufan Rahmadi, menyoroti pentingnya faktor keamanan dalam pertimbangan wisatawan global. Menurutnya, Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN yang terjamin keamanannya dari sisi politik, berada dalam posisi strategis. Momen ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong Indonesia menjadi destinasi wisata dunia yang tidak hanya aman, tetapi juga ramah dan kaya akan keindahan alam serta atraksi budaya.
Kendati demikian, Taufan mengingatkan bahwa peluang ini tidak akan datang dengan sendirinya. Promosi pariwisata harus dilakukan secara lebih agresif oleh pemerintah dan pelaku industri. Penawaran paket-paket wisata yang menarik serta penegasan bahwa Indonesia merupakan destinasi yang aman untuk dikunjungi menjadi kunci utama dalam menarik minat wisatawan mancanegara di tengah situasi regional saat ini.
Memanfaatkan Faktor Keamanan dan Promosi Agresif
Faktor keamanan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan dalam memilih destinasi liburan. Di tengah gejolak yang melanda beberapa negara tetangga, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif karena stabilitas politik dan keamanan yang relatif terjaga. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai pilihan yang lebih menarik bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan kenyamanan selama berlibur.
Meskipun demikian, Taufan Rahmadi menekankan bahwa belum ada tren signifikan yang menunjukkan dampak konflik tersebut terhadap sektor pariwisata domestik. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan. Ada potensi wisatawan yang salah mengira bahwa seluruh kawasan Asia Tenggara tidak aman, termasuk Indonesia, karena berada dalam satu wilayah geografis yang sama dengan Thailand dan Kamboja. Oleh karena itu, promosi yang gencar dan tepat sasaran sangat dibutuhkan untuk mengklarifikasi persepsi ini dan menegaskan posisi Indonesia sebagai destinasi aman.
Pemerintah dan pelaku industri pariwisata perlu bekerja sama untuk menciptakan narasi yang kuat tentang keamanan dan daya tarik Indonesia. Ini termasuk kampanye digital, partisipasi dalam pameran pariwisata internasional, serta kolaborasi dengan agen perjalanan global. Dengan strategi promosi yang terarah, Peluang Wisata Indonesia untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara akan semakin terbuka lebar.
Keunggulan Wisata Kebugaran dan Jalur Rempah Indonesia
Secara terpisah, Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azhari, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki daya tarik yang kuat bahkan tanpa adanya konflik di negara lain. Indonesia unggul dalam wisata kebugaran yang sangat beragam, menawarkan pengalaman unik yang membedakannya dari destinasi lain seperti Thailand. Keanekaragaman ini mencakup berbagai pilihan mulai dari spa, terapi kesehatan, yoga, hingga meditasi yang mendukung gaya hidup sehat secara fisik dan spiritual.
Beberapa contoh destinasi wisata kebugaran di Indonesia meliputi yoga di La Joya, spa di Jeeva Klui Resort, serta berbagai kegiatan di kawasan Karanganyar, Kintamani, Sanur, dan Canggu. Ragam spa dan terapi kesehatan seperti pijat, lulur, sauna, dan perawatan tubuh lainnya tersedia luas untuk relaksasi dan peremajaan. Selain itu, Indonesia juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang berfokus pada medical tourism, lengkap dengan rumah sakit dan klinik bertaraf internasional.
Indonesia juga kaya akan pengobatan tradisional yang berfokus pada keseimbangan tubuh dan pikiran. Contohnya, Desa Kiringan di Bantul terkenal dengan wisata jamu, sementara kawasan lain menawarkan pengobatan tradisional dan holistik. Di Tawangmangu, Jawa Tengah, terdapat Rumah Atsiri Indonesia, destinasi wisata edukasi yang memperkenalkan berbagai manfaat tanaman atsiri. Kekayaan rempah Nusantara, yang telah dikenal sejak 4.500 tahun lalu melalui Jalur Rempah Nusantara, juga menjadi daya tarik unik untuk spa, lulur, dan pola makan sehat, mendukung gaya hidup sehat secara keseluruhan.