PAPDI Tambah Vaksin RSV dalam Jadwal Imunisasi Dewasa 2025: Antisipasi Triple Demik
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menambahkan vaksin RSV dalam jadwal imunisasi dewasa tahun 2025 untuk mencegah peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan, terutama pada lansia.

Jakarta, 19 Februari 2024 - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) melalui Satgas Imunisasi Dewasa mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menambahkan vaksin Respiratory Syncytial Virus (RSV) ke dalam jadwal imunisasi dewasa tahun 2025. Keputusan ini diumumkan dalam temu media di Jakarta, Rabu lalu, merespon peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan dan ancaman tripledemic.
Langkah ini dipicu oleh meningkatnya kerentanan lansia terhadap infeksi virus RSV yang dapat menyebabkan pneumonia. Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, menjelaskan bahwa "Pembaruan yang dibuat pada jadwal ini menandai langkah maju yang signifikan dalam perawatan kesehatan preventif dan menyoroti pentingnya komunikasi aktif dokter dengan pasien akan pentingnya vaksinasi dewasa."
Vaksinasi RSV menjadi penting karena virus ini sangat menular, bahkan lebih dari SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Menurut Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FINASIM, FACP, penasihat Satgas Imunisasi Dewasa PB-PAPDI, satu orang yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada tiga orang lainnya. Hal ini semakin menggarisbawahi urgensi program vaksinasi RSV untuk melindungi kelompok rentan.
Vaksin RSV: Benteng Pertahanan Tubuh Lansia
Penambahan vaksin RSV dalam jadwal imunisasi 2025 merupakan respons terhadap peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan, khususnya pada lansia. Vaksin ini menjadi bagian penting dari strategi pencegahan tripledemic, yaitu kejadian bersamaan Influenza, COVID-19, dan RSV. Ketua Umum PB-PAPDI, Dr. dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, menyoroti pentingnya vaksinasi, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis kronis seperti penyakit kardiovaskular, jantung kronis, ginjal kronis, diabetes, asma, dan PPOK.
Data menunjukkan bahwa lansia dengan kondisi tersebut memiliki risiko rawat inap dan kematian yang jauh lebih tinggi akibat infeksi RSV. Dr. Sally menambahkan, "Kita dapat menjamin bahwa pasien kita menerima vaksin yang mereka butuhkan untuk melindungi diri dari penyakit yang dapat dicegah, terutama populasi lansia dengan kondisi penyakit penyerta...dimana risiko rawat inap dan kematian pada populasi tersebut sangat besar." Sebagai contoh, sekitar 30 persen orang dewasa yang lebih tua mungkin mengalami komplikasi jantung ketika dirawat di rumah sakit karena RSV, dan mereka yang menderita gagal jantung memiliki risiko rawat inap delapan kali lebih tinggi.
Selain itu, PAPDI juga memperbarui rekomendasi untuk vaksinasi penyakit infeksi pernapasan lainnya seperti pneumokok. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan yang komprehensif bagi masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Infeksi RSV dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari ringan seperti hidung tersumbat dan batuk hingga pneumonia akut yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi kunci untuk mencegah komplikasi serius.
Pentingnya Imunisasi Dewasa dan Antisipasi Triple Demik
PAPDI menekankan pentingnya imunisasi dewasa untuk melindungi populasi dari berbagai penyakit infeksi. Dr. Sukamto menjelaskan bahwa "Sangat penting memprioritaskan vaksinasi untuk individu dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang sudah lansia dan memiliki kondisi medis kronis." Vaksinasi RSV menjadi bagian integral dari upaya ini, terutama dalam mengantisipasi potensi tripledemic.
Data menunjukkan bahwa prediksi kejadian infeksi akibat RSV dalam tiga tahun ke depan di Asia Tenggara mencapai 15,2 juta kasus, dengan Indonesia diperkirakan mencapai 6,1 juta kasus. Angka ini menunjukkan urgensi program vaksinasi RSV untuk mencegah beban penyakit yang signifikan.
Dengan menambahkan vaksin RSV ke dalam jadwal imunisasi dewasa 2025, PAPDI berharap dapat mengurangi angka kejadian infeksi RSV, khususnya pada kelompok lansia dan mereka yang memiliki kondisi medis kronis. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen PAPDI dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Virus RSV sendiri menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas dari penderita yang terinfeksi. Gejalanya bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga pneumonia akut dan gangguan pernapasan yang mengancam jiwa. Di Indonesia, kasus RSV positif telah ditemukan, termasuk pada kelompok lansia dengan kondisi seperti pneumonia, gagal jantung kongestif, asma, dan PPOK.
Dengan adanya penambahan vaksin RSV ini, diharapkan dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat infeksi RSV di Indonesia. PAPDI menghimbau masyarakat, terutama lansia dan mereka yang memiliki kondisi medis kronis, untuk mengikuti program imunisasi dewasa dan mendapatkan vaksinasi RSV.