Triple Demik: Ancaman RSV, COVID-19, dan Influenza Serentak di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI memperingatkan tripledemik, yaitu ancaman bersamaan RSV, COVID-19, dan influenza, yang berdampak signifikan pada kesehatan dan ekonomi Indonesia, terutama pada lansia.

Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tripledemik, yaitu kemunculan bersamaan Respiratory Synctial Virus (RSV), COVID-19, dan influenza. Direktur Penyakit Menular Kemenkes, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, mengumumkan hal ini dalam temu media di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2024. Ancaman ini, berdasarkan data WHO, telah menyebabkan 8,7 juta infeksi global dan berdampak besar pada sistem kesehatan dunia. Perlu diwaspadai karena tripledemik ini mengancam kesehatan masyarakat Indonesia, terutama lansia dan mereka dengan penyakit penyerta.
Tripledemik ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga ekonomi. Biaya pengobatan untuk infeksi pernapasan berat bisa mencapai Rp70-200 juta per pasien, terutama bagi yang membutuhkan perawatan ICU. Dengan populasi lansia Indonesia yang terus meningkat dan proyeksi mencapai hampir seperlima dari total penduduk pada 2045, potensi beban kesehatan dan ekonomi akibat infeksi saluran pernapasan akut pada lansia menjadi perhatian serius. Data BPJS Kesehatan tahun 2023 menunjukkan biaya fantastis untuk penyakit pernapasan, seperti pneumonia (Rp8,7 triliun), Tuberkulosis (Rp5,2 triliun), dan PPOK (Rp1,8 triliun).
Meskipun masyarakat Indonesia telah lebih memahami dampak virus pernapasan, terutama pasca pandemi COVID-19, kewaspadaan tetap diperlukan. Upaya preventif dan promotif, khususnya pada kelompok berisiko tinggi, sangat penting. Kemenkes mendorong pemanfaatan platform Satu Sehat untuk akses informasi terkini mengenai penyakit infeksi menular dan upaya pencegahannya. Peningkatan pembiayaan penyakit pernapasan sejak 2018 hingga 2022 juga menjadi indikator penting yang perlu diantisipasi.
Tripledemik: Ancaman terhadap Lansia dan Beban Ekonomi
Salah satu kekhawatiran utama terkait tripledemik adalah dampaknya terhadap kelompok lansia di Indonesia. Dengan jumlah penduduk lansia yang diproyeksikan mencapai 14,6 persen pada 2030 dan hampir seperlima pada 2045, risiko infeksi pernapasan akut meningkat signifikan. Banyak lansia juga memiliki penyakit kronis seperti jantung dan paru, yang meningkatkan kerentanan mereka terhadap infeksi. "Tentu yang harus kita waspadai bahwa 20 persen lansia Indonesia tersebut dapat mengalami penyakit kronis seperti penyakit jantung, paru dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi penapasan," ujar dr. Ina Agustina Isturini, MKM.
Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi menjadi beban ekonomi yang signifikan. Pengobatan infeksi pernapasan berat bisa mencapai ratusan juta rupiah per pasien, yang berdampak pada perekonomian bangsa. "Dengan populasi lansia Indonesia yang terus meningkat, potensi beban kesehatan dan ekonomi akibat infeksi saluran pernapasan akut pada lansia perlu menjadi perhatian serius," tegas dr. Ina.
Project Management Office (PMO) dari Ditjen P2P Kemenkes, Dr. Alfinella Izhar Iswandi, MPH, menambahkan bahwa data BPJS Kesehatan 2023 menunjukkan tingginya biaya yang dikeluarkan untuk penyakit pernapasan, termasuk pneumonia, tuberkulosis, PPOK, asma, dan kanker paru. Tren peningkatan biaya ini sejak 2018 hingga 2022 juga menjadi perhatian serius.
Data ini menunjukkan urgensi peningkatan upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit pernapasan, terutama pada kelompok lansia dan mereka dengan penyakit penyerta.
Pencegahan Tripledemik: Peran Masyarakat dan Pemerintah
Meskipun ancaman tripledemik nyata, masyarakat tidak perlu panik. Kemenkes menekankan pentingnya upaya preventif dan promotif untuk mencegah penularan RSV dan penyakit pernapasan lainnya. Hal ini meliputi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, vaksinasi, dan akses informasi kesehatan yang mudah dijangkau.
Platform Satu Sehat, yang dikembangkan oleh Kemenkes, menyediakan informasi terkini mengenai penyakit infeksi menular dan upaya pencegahannya. Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan platform ini untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengatasi tripledemik ini. Selain menyediakan akses informasi dan layanan kesehatan, pemerintah perlu meningkatkan kapasitas sistem kesehatan untuk menangani lonjakan kasus infeksi pernapasan. Hal ini termasuk peningkatan jumlah tenaga medis, fasilitas kesehatan, dan ketersediaan obat-obatan.
Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dampak tripledemik dapat diminimalisir dan kesehatan masyarakat Indonesia tetap terjaga.
Sebagai penutup, kewaspadaan dan upaya pencegahan yang proaktif sangat penting dalam menghadapi ancaman tripledemik. Pemanfaatan sumber daya dan informasi yang tersedia, serta kerja sama yang erat antara pemerintah dan masyarakat, merupakan kunci dalam mengatasi tantangan kesehatan ini dan melindungi kelompok rentan seperti lansia.