Potensi Kulit Garut Naik Kelas: Butuh Sentuhan Keahlian dan Kolaborasi
Ketua APPMI, Poppy Dharsono, melihat potensi besar kulit Garut untuk naik kelas, namun perlu peningkatan keahlian perajin dan perubahan pola pikir.

Ketua Asosiasi Perancang-Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono, mengungkapkan potensi besar kulit Garut untuk naik kelas dalam industri fesyen. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Jumat, 2 Mei, di sela acara peluncuran kampanye Indonesia Fashion Week 2025. Menurut Poppy, kunci utama peningkatan kualitas produk kulit Garut terletak pada peningkatan keahlian para perajinnya melalui program pelatihan intensif dan perubahan pola pikir yang berorientasi pada nilai tambah produk.
Poppy menekankan perlunya perajin beralih dari mindset sekadar menjual produk mentah menjadi menciptakan produk fesyen dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Hal ini, menurutnya, akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan perajin dan mengangkat nama Garut di kancah internasional. "Otomatis nanti kehidupannya mereka akan lebih baik, dan Kota Garut akan lebih dikenal," ujar Poppy.
Lebih lanjut, Poppy menyoroti pentingnya perhatian terhadap detail produk, seperti kualitas jahitan, yang selama ini masih kurang diperhatikan oleh sebagian perajin. Ia juga menekankan perlunya akses terhadap fasilitas dan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan perajin dalam menghasilkan produk kulit berkualitas tinggi.
Peningkatan Kualitas dan Kolaborasi
Poppy menjelaskan visinya untuk produk kulit Garut, "Saya tidak berpretensi untuk menjadi kelas A. Tetapi tidak di bawah seperti dulu, tapi di kelas menengah. Di sini aja kita, sehingga harga itu tidak boleh mentang-mentang bagus kayak Gucci harganya, enggak, enggak. Tetap di sini, sehingga tetap menarik. Kalau menarik produksi jalan terus, yang penting orang dapat kerjaan terus."
Ia menyadari bahwa upaya peningkatan keahlian memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup. Oleh karena itu, Poppy mendorong kolaborasi dengan para pemain lama di industri kulit serta pengembangan program studi perkulitan di perguruan tinggi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan kualitas dan daya saing produk kulit Garut.
Sebagai bentuk dukungan nyata, APPMI telah membuka Piazza Firenze. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UMKM kulit di Garut dan membantu pemasaran produk mereka dengan harga yang layak. Poppy menjelaskan, "Dengan adanya Piazza Firenze, semua yang sudah dikurasi, saya buatkan koperasi, mereka jualan di situ. Sekarang, setiap saat datang dari Jakarta, pasarnya bukan yang di Garut lagi, tapi yang lebih atas. Nah ini terus saya akan tingkatkan, makanya saya connect terus dengan Itali, agar mereka juga satu saat nanti ada yang akan memindahkan pabriknya ke Garut."
Strategi Jangka Panjang untuk Industri Kulit Garut
Piazza Firenze bukan hanya sebagai tempat pemasaran, tetapi juga sebagai pusat peningkatan kapasitas bagi para perajin. Dengan adanya kurasi dan pembentukan koperasi, para perajin mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas dan harga jual yang lebih baik. Koneksi dengan Italia juga menjadi strategi jangka panjang untuk menarik investasi dan transfer teknologi ke Garut.
Program pelatihan yang terstruktur dan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Dengan meningkatkan keahlian perajin, produk kulit Garut dapat bersaing di pasar yang lebih tinggi, meningkatkan pendapatan perajin, dan pada akhirnya mengangkat nama Garut sebagai pusat kerajinan kulit berkualitas.
Kolaborasi antara APPMI, perajin, dan pihak-pihak terkait lainnya, seperti perguruan tinggi dan investor asing, akan menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk kulit Garut di pasar global. Inisiatif ini tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga akan melestarikan warisan budaya kerajinan kulit Indonesia.
Keberhasilan program ini akan berdampak signifikan pada perekonomian Garut dan Indonesia secara keseluruhan. Dengan meningkatkan nilai tambah produk kulit, akan tercipta lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan perajin, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.