Tapin Dorong Regenerasi Perajin dan Diversifikasi Produk UMKM agar Tetap Kompetitif
Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, mendorong regenerasi perajin dan diversifikasi produk UMKM, khususnya anyaman purun dan kain sasirangan, untuk menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin, Kalimantan Selatan, gencar mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Langkah ini difokuskan pada regenerasi perajin dan pengembangan diversifikasi produk, guna memastikan industri lokal tetap kompetitif di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Inisiatif ini diyakini mampu menjaga kelangsungan industri tradisional sekaligus meningkatkan nilai ekonomi bagi para perajin.
Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Tapin, Yustan Azidin, mengungkapkan keprihatinan terhadap minimnya regenerasi perajin, terutama dalam industri anyaman purun. Sebagian besar perajin anyaman purun saat ini berusia di atas 30 tahun. "Kalau tidak ada regenerasi, lama-lama bisa hilang," ujar Yustan saat dihubungi via telepon di Rantau, Kabupaten Tapin, Sabtu (1/3).
Oleh karena itu, Pemkab Tapin berencana menggelar pelatihan diversifikasi produk lokal berbahan purun pada tahun 2025. Pelatihan ini diharapkan mampu menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam industri anyaman purun dan mengembangkan kreativitas mereka. Langkah ini dinilai krusial untuk menjaga keberlanjutan industri tradisional yang telah lama menjadi ciri khas Kabupaten Tapin.
Inovasi Produk Anyaman Purun
Selama ini, anyaman purun di Kabupaten Tapin lebih dikenal dengan produk konvensional seperti tikar dan tas jinjing (bakul). Namun, Pemkab Tapin mendorong inovasi dengan mengembangkan anyaman purun menjadi berbagai produk baru yang lebih menarik, seperti aksesori dan dekorasi rumah. "Dengan inovasi ini diharapkan anyaman purun mampu memperluas pasar sekaligus meningkatkan nilai ekonomi kerajinan tersebut," kata Yustan.
Diversifikasi produk ini diharapkan mampu menarik minat konsumen yang lebih luas, baik dari dalam maupun luar daerah. Dengan demikian, para perajin anyaman purun dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Pemkab Tapin juga memberikan dukungan berupa pelatihan dan pendampingan agar para perajin mampu menghasilkan produk-produk berkualitas dan inovatif.
Tidak hanya fokus pada inovasi desain, Pemkab Tapin juga memperhatikan kualitas bahan baku dan proses produksi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk anyaman purun di pasaran. Dengan demikian, produk anyaman purun dari Kabupaten Tapin diharapkan mampu bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain, bahkan hingga ke pasar internasional.
Pelatihan Pewarnaan Alami Kain Sasirangan
Selain anyaman purun, Pemkab Tapin juga memprioritaskan pelatihan pewarnaan alami pada kain sasirangan. Kain sasirangan merupakan kain khas Banjar yang memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi. Penggunaan pewarna alami dinilai lebih ramah lingkungan dan mampu meningkatkan daya jual kain sasirangan.
"Penggunaan pewarna alami tak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan pewarna sintetis," jelas Yustan. Pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para perajin dalam memilih dan menggunakan bahan pewarna alami yang aman dan berkualitas. Dengan demikian, kain sasirangan yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang lebih baik dan daya saing yang lebih tinggi.
Pemkab Tapin berharap, dengan pelatihan ini, para perajin kain sasirangan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan mampu melestarikan budaya lokal dan meningkatkan citra Kabupaten Tapin sebagai daerah penghasil kain sasirangan berkualitas tinggi. Kain sasirangan yang dihasilkan dengan pewarna alami juga diharapkan mampu menembus pasar internasional.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemkab Tapin optimis industri kreatif dan UMKM lokal akan semakin berkembang. Tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas, baik lokal maupun internasional. Regenerasi perajin dan diversifikasi produk menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan persaingan ekonomi yang semakin ketat.