Seni Kanji: Latih Kesabaran dan Ekspresikan Diri Lewat Kaligrafi Jepang
Eksplorasi mendalam seni kaligrafi Kanji di Jepang, sebuah seni tulis yang tak hanya melatih kesabaran, tetapi juga menjadi media ekspresi diri yang kaya makna.

Sebuah perjalanan ke Jepang tak hanya menyuguhkan kuliner lezat dan keramaian kota-kota besar seperti Tokyo. Lebih dalam lagi, terdapat kekayaan budaya yang sarat filosofi, salah satunya seni tulisan Kanji. Seni ini, sebagaimana dipelajari dalam program 'Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth' (JENESYS) di Hokkaido, Jepang, bukan sekadar menulis huruf, tetapi juga melatih kesabaran dan menjadi media ekspresi diri yang unik.
Pada suatu pagi yang dingin di Hokkaido, di SMA Takikawa Barat, para peserta JENESYS diperkenalkan pada seni kaligrafi Kanji. Di ruangan yang tenang, dengan peralatan sederhana berupa kertas, kuas besar, tinta hitam, dan balok besi, mereka memulai perjalanan memahami keindahan dan kedalaman seni tulis ini. Mereka belajar bahwa terdapat tiga jenis karakter tulisan di Jepang: Kanji, Hiragana, dan Katakana, dengan Kanji berasal dari Tiongkok dan diperkenalkan ke Jepang pada tahun 57 Masehi.
Lebih dari sekadar alat komunikasi, Kanji bagi masyarakat Jepang merupakan karya seni autentik yang mampu mengekspresikan emosi dan kepribadian penulis. Proses penulisan yang penuh pertimbangan dan kehati-hatian sangat dihargai, karena diyakini dapat menghasilkan tulisan yang indah dan bermakna, mencerminkan jiwa penulisnya. Sayangnya, praktik menulis Kanji yang asal-asalan belakangan ini telah mengaburkan makna seni sesungguhnya.
Mengenal Lebih Dekat Lima Tipe Huruf Kanji
Terdapat lima tipe huruf Kanji, masing-masing dengan karakteristik dan kesan yang berbeda. Tensho, tipe tertua, memiliki aturan ketat dan mengungkapkan ketegangan dan kesan autentik. Reisho lebih mudah untuk kaligrafi dan mengungkapkan rasa ketegangan dan ortodoksi. Sosho, modifikasi dari reisho, ditulis lebih cepat dan mengekspresikan kecepatan dan kesegaran.
Gyosho menggunakan garis melengkung untuk mengekspresikan gerakan lembut tangan penulis, menekankan kelembutan dan keindahan. Terakhir, kaisho, tipe huruf yang representatif, menuntut akurasi dalam setiap garis dan mengekspresikan kesan autentik, kebersihan, dan ketegasan. Memahami perbedaan ini penting untuk mengapresiasi kedalaman seni Kanji.
Para peserta JENESYS kemudian mencoba menulis beberapa kata Kanji seperti YuTaKa (kaya), YuKi (salju), Wa (perdamaian dan harmoni), dan YuMe (mimpi). Awalnya, mereka kesulitan, tinta belepotan di kertas. Namun, dengan bimbingan Rina, siswa SMA Takikawa Barat, mereka belajar teknik khusus, kapan harus menekan, menarik, dan mengangkat kuas.
Kesabaran dan Kecepatan: Kunci Menguasai Seni Kanji
Rina menjelaskan bahwa menulis Kanji membutuhkan kesabaran dan kecepatan, tergantung hurufnya. Garis yang dihasilkan mencerminkan perasaan penulis, mulai dari gelisah hingga bahagia. Penulis harus mampu mencocokkan garis dengan makna Kanji yang ditulis. Wa, misalnya, membutuhkan ketenangan dan kesabaran, sementara YuMe memerlukan optimisme dan kepercayaan diri.
Setelah berlatih, peserta mulai menghasilkan tulisan yang lebih baik, bahkan mengeksplorasi kata lain, termasuk nama mereka sendiri dalam Kanji. Rina menjelaskan bahwa tidak semua nama dapat ditulis dengan Kanji, sehingga perlu mencari kata terdekat. Astrid, misalnya, diartikan sebagai "burung-burung yang selalu terbang mencari tempat yang damai, baik, dan indah". Mempelajari makna nama mereka dalam Kanji menjadi pengalaman berharga bagi peserta.
Pengalaman menulis Kanji ini memberikan pelajaran berharga tentang kesabaran, ketelitian, dan ekspresi diri. Seni ini mengajarkan bahwa keindahan tercipta melalui proses yang penuh perenungan dan ketekunan. Lebih dari sekadar tulisan, Kanji adalah cerminan jiwa dan perasaan penulisnya.
Melalui program JENESYS, para peserta tidak hanya belajar menulis Kanji, tetapi juga memahami nilai-nilai budaya Jepang yang terkandung di dalamnya. Mereka membawa pulang lebih dari sekadar kenang-kenangan; mereka membawa pulang sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan dan pemahaman mereka tentang seni dan budaya Jepang.