Waspada! Cacar Api Bisa Sebabkan Nyeri Saraf Jangka Panjang
Konsultan Kesehatan sebut cacar api berisiko menyebabkan nyeri saraf jangka panjang bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat, terutama pada lansia.

Jakarta, 20 Maret 2024 (ANTARA) - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahaya yang mengintai di balik cacar api atau herpes zoster. Konsultan Senior Ekonomi Kesehatan Kalta Bina Insani (KBI) Consulting and Training, dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH, memberikan peringatan serius tentang potensi komplikasi penyakit ini. Ia menjelaskan bahwa cacar api dapat menyebabkan nyeri saraf jangka panjang yang menyakitkan dan berlangsung lama, bahkan berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Penyakit ini juga berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, khususnya pada kelompok lansia.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis lalu, dr. Hasbullah Thabrany memaparkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 10-18 persen penderita cacar api akan mengalami nyeri pascaherpes (NPH). NPH ini merupakan nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah ruam cacar api sembuh. Lebih mengkhawatirkan lagi, pasien lanjut usia memiliki risiko lebih tinggi mengalami NPH yang jauh lebih menyakitkan dibandingkan pasien yang lebih muda.
Tidak hanya nyeri saraf, cacar api juga menyimpan ancaman serius lainnya. Cacar api yang muncul di area wajah dapat memengaruhi mata dan menyebabkan gangguan penglihatan. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia (infeksi paru), gangguan pendengaran, radang otak, dan bahkan kematian. Pada pasien lansia, cacar api dapat menyebabkan penurunan kemampuan aktivitas, terutama dalam aktivitas sosial dan tidur, hingga berujung pada kehilangan kemandirian dan membutuhkan bantuan keluarga.
Faktor Risiko dan Pencegahan Cacar Api
Menurut dr. Hasbullah Thabrany, beberapa faktor meningkatkan risiko terkena cacar api. Penurunan sistem kekebalan tubuh akibat penuaan merupakan salah satu faktor utama. Pasien dengan penyakit penyerta atau komorbid juga termasuk kelompok berisiko tinggi. Cacar api sendiri disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella Zoster (VZV), virus yang sama penyebab cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, VZV tetap berada dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif.
Virus ini dapat kembali aktif karena berbagai faktor, terutama stres yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Pada fase ruam melepuh, individu dengan cacar api aktif dapat menularkan VZV dan menyebabkan cacar air pada orang yang belum pernah mengalaminya. Oleh karena itu, dr. Thabrany menyarankan agar penderita cacar api aktif menutup ruam untuk menghindari kontak langsung dengan kelompok rentan, seperti lansia. Namun, setelah ruam lepuh mengering, penularan tidak lagi terjadi.
Untuk mencegah cacar api, beberapa langkah penting dapat dilakukan. Mengurangi stres dan menjaga gaya hidup sehat sangat dianjurkan. Vaksinasi cacar api juga merupakan langkah pencegahan yang efektif. Dengan memahami risiko dan langkah pencegahan ini, masyarakat dapat melindungi diri dari ancaman cacar api dan komplikasi jangka panjangnya.
Dampak Cacar Api pada Lansia
Penting untuk menekankan dampak signifikan cacar api pada lansia. Selain risiko NPH yang lebih tinggi dan lebih parah, lansia juga lebih rentan terhadap komplikasi serius lainnya. Kehilangan kemandirian akibat penurunan kemampuan aktivitas fisik dan mental merupakan konsekuensi yang sangat memberatkan bagi lansia dan keluarga mereka. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk mengurangi beban penyakit ini pada kelompok usia lanjut.
Vaksinasi cacar api sangat direkomendasikan, terutama bagi lansia dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Vaksin ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko terkena cacar api dan komplikasi yang menyertainya. Dengan vaksinasi, kita dapat melindungi diri dan orang-orang terkasih dari ancaman penyakit ini.
Kesimpulannya, cacar api bukanlah penyakit yang ringan. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi komplikasi jangka panjangnya, terutama nyeri saraf yang berkepanjangan dan dampaknya pada kualitas hidup, khususnya pada lansia. Pencegahan melalui gaya hidup sehat, manajemen stres, dan vaksinasi merupakan kunci untuk melindungi diri dari ancaman cacar api.